Senin, 25 Mei 2009

Menentukan Pilihan Karir

Hidup ini memang penuh dengan aneka ragam. tetapi menentukan atau memilih karir bukanlah keputusan yang main-main. memilih karir tidak sama dengan memilih barang yang ingin anda beli, anda harus teliti, cermat, dan konsisten. sekali saja anda salah pilih, maka anda akan menyesal berkepanjangan.

anda yang masih bingung menentukan karir coba deh tips berikut ini

1.Evaluasi kekuatan dan kelemahan diri

dalam menentukan karir, awali dengan mengkaji kekuatan dan kelemahan diri anda sendiri.
cobalah tanyakan pada diri anda sendiri.


(apa kelebihan dan kekurangan yang anda miliki?),
(apa yang ingin saya kerjakan ?)
(pekerjaan apa yang ingin saya hindari?)


dan sebagainya.
kemudian jawablah pertanyaan-pertanyaan tersebut kemudian anda akan menemukan karir yang anda inginkan.

2.Pilih karir yang sesuai dengan gaya hidup yang anda idamkan

sampai saat ini uang masih menjadi pertimbangan dominan dalam memilih karir.
untuk itu tentukan di tingkat mana anda ingin hidup. berapa penghasilan yang anda inginkan.
hal ini akan membantu anda dalam menentukan pilihan karir, paling tidak kalau anda ingin kaya raya
anda tidak bisa memilih profesi yang idealis seperti ilmuwan atau guru sekolah dasar.
mungkin pilihan menjadi pengusaha bisa anda pertimbangkan.

3.Kaji trend karir dari berbagai media informasi

ikuti trend dan perkembangan usaha dari berbagai media informasi seperti majalah, surat kabar, internet, ikuti informasi peluang usaha, trend usaha, dan ekonomi dari media tersebut.
kemudian buat kliping tentang lapangan kerja yang anda inginkan. pikirkan mana yang sekiranya sesuai dengan bidang dan kelebihan anda, tujuan hidup anda. kaji peluangnya di masa mendatang, mana yang prospeknya cerah dan mana yang tidak.

4.Konsultasikan dengan mereka yang pengalaman dan ahli

kalau anda masih bingung menentukan karir, bicarakan masalah anda dengan orang yang kompeten di bidangnya. konsultasikan minat, bakat, dan cita-cita anda dengan ahli karir.

5.Konsisten pada pilihan karir

konsistensi memang diperlukan jika anda ingin sukses dalam karir. jika anda ingin menjadi penulis, maka pelajari dan tekuni terus bidang tersebut. ingat, konsistensi akan memudahkan anda dalam meraih apa yang anda cita-citakan. jangan pernah sekalipun menyerah apalagi putus asa. sekali anda menyerah, keberuntungan akan semakin sulit anda jangkau.

6.Jangan takut beralih karir

meski anda konsisten dengan karir yang anda pilih, tidak menutup kemungkinan jika suatu waktu anda beralih karir. karena tidak seorangpun yang dapat meramalkan masa depan.
dalam perjalanan karir anda mungkin saja anda akan menghadapi berbagai kendala yang menyebabkan anda ingin banting setir. misalnya karena perubahan visi dan pandangan pribadi,
atau mungkin karena anda tidak mendapatkan kepuasan dari karir yang anda pilih. jika anda menghadapi situasi demikian tentu pidah karir bukanlah hal yang dilarang. tetapi tentu saja anda harus siap menghadapi resiko dengan keputusan anda.

bagaimana..

sudahkan anda menentukan pilihan karir anda kalau belum mungkin anda bisa segera menentukannya dengan cara di atas. jangan lupa, semakin cepat anda menentukan karir maka akan semakin baik. (fact4win.blogspot.com)

3 Jawaban Kenapa Karir Anda Mentok

Aduh, kenapa karir saya ndak naik-naik ya. Saya sudah bertahun-tahun kerja di perusahaan ini, tapi kenapa posisi saya mentok disini saja. Demikian dua contoh kegalauan yang acap dilantunkan oleh para rekan pekerja kantoran. Sebuah kegalauan yang sering dilentingkan dengan nada kepedihan dan sejumput rasa fustrasi yang menggumpal (duh biyung, malang nian nasib sampeyan….).

Saya kira ada beragam penjelasan yang bisa dilontarkan untuk menjawab kegundahan itu. Disini kita mencoba untuk membincangkan tiga kemungkinan jawabannya secara ringkas. Baiklah sebelum kita membahasnya, silakan terlebih dahulu menyeruput secangkir kopi hangat yang mungkin sudah terhidang di depan meja kerja Anda…..

Jawaban yang pertama simpel dan jelas : you don’t deserve to be promoted. Ya, Anda memang tidak layak dipromosikan atau naik karir. Boleh jadi ini karena kompetensi Anda memang masih belum mumpuni; atau mungkin juga sikap kerja Anda yang begitu-begitu saja, hingga gagal membuat orang lain mengulurkan tangan memberi apresiasi. Bagaimana mungkin top manajemen memberikan Anda kenaikan karir kalau prestasi kerja Anda hanya pas-pasan.

Jadi kalau begitu, pertanyaan itu sejatinya justru harus digedorkan pertama-tama kepada diri Anda sendiri. Dengan kata lain, pertanyaan mengapa Anda ndak melesat karirnya mungkin justru harus ditujukan pada diri Anda sendiri. Disini, kerendahan hati dan kebesaran jiwa untuk mencoba bening mengaca pada kekurangan diri dan juga sekaligus potensi kekuatan yang dimiliki, sungguh amat diperlukan.

Proses self-exploration semacam itu sungguh akan bisa berjalan dengan optimal kalau saja setiap perusahaan menyediakan career coach yang trampil. Dengan itu rute untuk menyempurnakan kompetensi dan mindset Anda bisa berlangsung dengan efektif (sayang memang, ndak banyak perusahaan di tanah air yang menyedian career coach internal yang tangguh).

Jawaban kedua : prestasi kerja Anda sudah oke, kerja sudah mati-matian, tapi tetap saja top manajemen cuek bebek dengan kisah perjuangan kerja Anda yang sudah berdarah-darah itu (doh!). Nah kalau ini yang terjadi, kemungkinan besar Anda telah gagal “memamerkan” kelebihan dan prestasi kerja yang yang sungguh heroik itu. Bukan, disini kita bukan mau bicara mengenai ilmu cari muka atau menjilat bos dan bosnya si bos. No, no, no. Namun harus diakui, dalam sirkuit perjalanan naik karir ada dikenal sebuah ketrampilan yang disebut “impression management”. Inilah sejenis siasat untuk menonjolkan prestasi kerja Anda dihadapan kolega dan top manajemen secara elegan nan bermartabat. (sorry, topik khusus mengenai impression management ini baru akan kita bahas kapan-kapan di waktu mendatang. So stay tuned!).

Dalam lingkungan kerja dimana elemen subyektifitas dan perasaan acap masih punya pengaruh terhadap promotion decision, maka ketrampilan mengenai impression management mungkin layak untuk digenggam. Sebab dengan itu, perjuangan heorik nan berdarah-darah dari Anda itu bisa kemudian dihargai dengan layak.

Jawaban yang ketiga : karir Anda mentok karena Anda memang bekerja di perusahaan yang salah. Sorry, maksudnya perusahaan kecil yang karyawannya cuman 500-an dan hanya punya satu pabrik misalnya. Kalau perusahaan Anda hanya perusahaan manufaktur (pabrikan) yang karyawannya ndak banyak, ya ndak usah deh ngomong tentang career planning (sebab karir apa yang mau diomongkan kalau posisi manajerial yang tersedia hanya hitungan jari).

Dalam situasi semaca itu, karir Anda hanya akan naik kalau atasan Anda pensiun (duh, lama banget dong nunggunya !). Sebab itulah, beruntung bagi Anda yang bekerja di perusahaan dengan skala besar seperti industri perbankan atau telekomunikasi atau perusahaan energi dengan skala nasional. Dalam perusahaan dengan skala besar semacam ini, maka akan sangat banyak tersedia posisi manajerial, dan karena itu, pergerakan karir kita bisa sangat luas dan dinamik.

Jadi sekali lagi, dalam perusahaan dengan size yang terbatas, kita memang ndak bisa menerapkan ilmu career planning atau talent management secara optimal. Dan sebab itulah, karir Anda mentok. And again : ini memang sebuah kewajaran yang ndak layak ditangisi.

Itulah tiga jawaban ringkas yang barangkali bisa menjelaskan kenapa karir kita stagnan. Apapun jawabannya ada satu kalimat yang mungkin layak kita genggam dengan sepenuh hati : kita sendirilah sesungguhnya yang menciptakan masa depan kita – not somebody else.

(strategimanajemen.net)


Karir Wanita dan Wanita Karir


Kondisi Wanita di Dunia Barat

  • Dari sisi historis, terjunnya kaum wanita ke lapangan untuk bekerja dan berkarir semata-mata karena unsur keterpaksaan. Ada dua hal penting yang melatarbelakanginya:

    Pertama, terjadinya revolusi industri mengundang arus urbanisasi kaum petani pedesaan, tergiur untuk menga-du nasib di perkotaan, karena himpitan sistem kapitalis yang melahirkan tuan-tuan tanah yang rakus. Berangkat ke perkotaan, mereka berharap menda-patkan kehidupan yang lebih layak namun realitanya, justru semakin sengsara. Mereka mendapat upah yang rendah.

    Ke dua, kaum kapitalis dan tuan-tuan tanah yang rakus sengaja mengguna-kan momen terjunnya kaum wanita dan anak-anak, dengan lebih memberikan porsi kepada mereka di lapangan pekerjaan, karena mau diupah lebih murah daripada kaum lelaki, meskipun dalam jam kerja yang panjang.

  • Kehidupan yang dialami oleh wanita di Barat yang demikian mengenaskan, sehingga menggerakkan nurani sekelompok pakar untuk membentuk sebuah organisasi kewanitaan yang diberi nama “Humanitarian Movment” yang bertujuan untuk membatasi eksploitasi kaum kapitalis terhadap para buruh, khususnya dari kalangan anak-anak. Organisasi ini berhasil mengupayakan undang-undang perlindungan anak, akan tetapi tidak demi-kian halnya dengan kaum wanita. Mereka tetap saja dihisap darahnya oleh kaum kapitalis tersebut.

  • Hingga saat ini pun, kedudukan wanita karir di Barat belum terangkat dan masih saja mengenaskan, meskipun sudah mendapatkan sebagian hak mereka. Di antara indikasinya, mendapatkan upah lebih kecil daripada kaum laki-laki, keharusan membayar mahar kepada laki-laki bila ingin menikah, keharusan menanggung beban peng-hidupan keluarga bersama sang suami, dan lain sebagainya.

Beberapa Dampak Negatif dari Terjunnya Wanita untuk Berkarir

Di antara dampak-dampak negatif tersebut adalah:

  • Penelitian kedokteran di lapangan (dunia Barat) menunjukkan telah terjadi perubahan yang amat signifikan terhadap bentuk tubuh wanita karir secara biologis, sehingga menyebabkannya kehilangan naluri kewanitaan, tetapi tidak berubah jenis kelamin menjadi laki-laki. Jenis wanita sema-cam ini dijuluki sebagai jenis kelamin ke tiga. Menurut data statistik, kebanyakan penyebab kemandulan para istri yang bekerja sebagai wanita-wanita karir tersebut bukan karena penyakit yang biasa dialami oleh anggota badan, tetapi lebih diakibatkan oleh ulah wanita di masyarakat Eropa yang secara total, baik dari aspek materil, pemikiran maupun biologis lari dari fithrahnya (yakni sifat keibuan). Penyebab lainnya adalah upaya mereka untuk mendapatkan persamaan hak dengan kaum laki-laki dalam segala bidang. Hal inilah yang secara perlahan melenyapkan sifat keibuan mereka, banyaknya terjadi kemandulan serta mandegnya ASI sebagai akibat perbauran dengan kaum laki-laki.

  • Di Barat, muncul fenomena yang mengkhawatirkan sekali akibat terjunnya kaum wanita sebagai wanita karir, yaitu terjadinya tindak kekerasan terhadap anak-anak kecil berupa pukulan yang keras, sehingga dapat mengakibatkan mereka meninggal dunia, gila atau cacat fisik. Majalah-majalah yang beredar di sana menyebutkan nama penyakit baru ini dengan sebutan Battered Baby Syn (penyakit anak yang dipukul). Majalah Hexagon dalam volume No. 5 tahun 1978 menyebutkan bahwa banyak sekali rumah sakit-rumah sakit di Eropa dan Amerika yang menampung anak-anak kecil yang dipukul secara keras oleh ibu-ibu mereka atau terkadang oleh bapak-bapak mereka.

  • DR. Ahmad Al-Barr mengatakan, “Pada tahun 1967, lebih dari 6500 anak kecil yang dirawat di beberapa rumah sakit di Inggris yang berakhir dengan meninggal sekitar 20% dari mereka, sedangkan sisanya mengalami cacat fisik dan mental secara akut. Ada lagi, sekitar ratusan orang yang mengalami kebutaan dan lainnya ketulian…setiap tahunnya, ada yang mengalami cacat fisik, ediot dan lumpuh akibat pukulan keras”.

  • Para wanita karir yang menjadi ibu rumah tangga tidak dapat memberikan pelayanan secara kontinyu terhadap anak-anak mereka yang masih kecil, karena hampir seluruh waktunya dicurahkan untuk karir mereka.

  • Berkurangnya angka kelahiran, sehingga pemerintah negara tersebut saat ini menggalakkan kampanye memperbanyak anak dan memberikan penghargaan bagi keluarga yang memiliki banyak anak. Hal ini tentunya bertolak belakang dengan kondisi yang ada di dunia Islam.

Saksi Mereka Berbicara

  • Seorang Filosof bidang ekonomi, Joel Simon berkata, “Mereka (para wanita) telah direkrut oleh pemerintah untuk bekerja di pabrik-pabrik dan mendapatkan sejumlah uang sebagai imbalannya, akan tetapi hal itu harus mereka bayar mahal, yaitu dengan rontoknya sendi-sendi rumah tangga mereka”.

  • Sebuah lembaga pengkajian strategis di Amerika telah mengadakan ‘polling’ seputar pendapat para wanita karir tentang karir seorang wanita. Dari hasil ‘polling’ tersebut didapat kesimpulan: “Bahwa sesungguhnya wanita saat ini sangat keletihan dan 65% dari mereka lebih mengutamakan untuk kembali ke rumah mereka…”.

Karir Wanita dalam Perspektif Islam

Allah Ta’ala menciptakan laki-laki dan wanita dengan karakteristik yang berbeda. Secara alami (sunnatullah), laki-laki memiliki otot-otot yang kekar, kemampuan untuk melakukan pekerja-an yang berat, pantang menyerah, sabar dan lain-lain. Cocok dengan pekerjaan yang melelahkan dan sesuai dengan tugasnya yaitu menghidupi keluarga secara layak.

Sedangkan bentuk kesulitan yang dialami wanita yaitu: Mengandung, melahirkan, menyusui, mengasuh dan mendidik anak, serta menstruasi yang mengakibatkan kondisinya labil, selera makan berkurang, pusing-pusing, rasa sakit di perut serta melemahnya daya pikir, sebagaimana disitir di dalam Al-Qur’an , “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu bapanya; Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun.” (QS. Luqman: 14).
Ketika dia melahirkan bayinya, dia harus beristirahat, menunggu hingga 40 hari atau 60 hari dalam kondisi sakit dan merasakan keluhan yang demikian banyak, tetapi harus dia tanggung juga. Ditambah lagi masa menyusui dan mengasuh yang menghabiskan waktu selama dua tahun. Selama masa tersebut, si bayi menikmati makanan dan gizi yang dimakan oleh sang ibu, sehingga mengurangi staminanya.

Oleh karena itu, Dienul Islam menghendaki agar wanita melakukan pekerjaan/karir yang tidak bertentangan dengan kodrat kewanitaannya dan tidak mengungkung haknya di dalam bekerja, kecuali pada aspek-aspek yang dapat menjaga kehormatan dirinya, kemuliaannya dan ketenangannya serta menjaganya dari pelecehan dan pencampakan.
Dienul Islam telah menjamin kehidupan yang bahagia dan damai bagi wanita dan tidak membuatnya perlu untuk bekerja di luar rumah dalam kondisi normal. Islam membe-bankan ke atas pundak laki-laki untuk bekerja dengan giat dan bersusah payah demi menghidupi keluarganya.

Maka, selagi si wanita tidak atau belum bersuami dan tidak di dalam masa menunggu (‘iddah) karena diceraikan oleh suami atau ditinggal mati, maka nafkahnya dibebankan ke atas pundak orangtuanya atau anak-anaknya yang lain, berdasarkan perincian yang disebutkan oleh para ulama fiqih kita.

Bila si wanita ini menikah, maka sang suamilah yang mengambil alih beban dan tanggung jawab terhadap semua urusannya. Dan bila dia diceraikan, maka selama masa ‘iddah (menunggu) sang suami masih berkewajiban memberikan nafkah, membayar mahar yang tertunda, memberikan nafkah anak-anaknya serta membayar biaya pengasuhan dan penyusuan mereka, sedangkan si wanita tadi tidak sedikit pun dituntut dari hal tersebut.

Selain itu, bila si wanita tidak memiliki orang yang bertanggung jawab terhadap kebutuhannya, maka negara Islam yang berkewajiban atas nafkahnya dari Baitul Mal kaum Muslimin.

Solusi Islam Terhadap Diskursus Karir Wanita

Ada kondisi yang teramat mendesak yang menyebabkan seorang wanita terpaksa bekerja ke luar rumah dengan persyaratan sebagai berikut:

  • Disetujui oleh kedua orangtuanya atau wakilnya atau suaminya, sebab persetujuannya adalah wajib secara agama dan qadla’ (hukum).

  • Pekerjaan tersebut terhindar dari ikhtilath (berbaur dengan bukan mahram), khalwat (bersunyi-sunyi, menyendiri) dengan laki-laki asing; Sebab ada dampak negatif yang besar. Rasulullah saw bersabda, “Tidaklah seo-rang laki-laki berkhalwat (bersunyi-sunyi, menyendiri) dengan seorang wanita, kecuali bila bersama laki-laki (yang me-rupakan) mahramnya”. (HR. Bukhari).

  • Menutupi seluruh tubuhnya di hada-pan laki-laki asing dan menjauhi semua hal yang berindikasi fitnah, baik di da-lam berpakaian, berhias atau pun berwangi-wangian (menggunakan parfum)

  • Komitmen dengan akhlaq Islami dan hendaknya menampakkan keseriusan dan sungguh-sungguh di dalam berbicara, alias tidak dibuat-buat dan sengaja melunak-lunakkan suara. Firman Allah, “Maka janganlah sekali-kali kalian melunak-lunakan ucapan sehingga membuat condong orang yang di dalam hatinya terdapat penyakit dan berkata-katalah dengan perkataan yang ma’ruf/baik”.(Al-Ahzab: 32)

  • Hendaknya pekerjaan tersebut sesuai dengan tabi’at dan kodratnya seperti dalam bidang pengajaran, kebidanan, menjahit dan lain-lain.

Penutup

Sudah waktunya kita memahami betapa agungnya dien ini di dalam setiap produk hukumnya, berpegang teguh dengannya, menjadikannya sebagai hukum yang berlaku terhadap semua aturan di dalam kehidupan kita serta berkeyakinan secara penuh, bahwa ia akan selalu cocok dan sesuai di dalam setiap masa dan tempat.

Sumber : (Diambil dari majalah “Al-Hikmah” volume VIII, edisi Syawwal 1416 H, hal. 123-140 dengan judul “ ‘Amal al-Mar’ah Baina Al-Islam wa Al-Gharb” tulisan Ibrahim an-Ni’mah – Abu Hafshoh)


Langkah Jitu Mengembangkan Karir Anda


DALAM suatu konsultasi karir ada banyak pertanyaan terlontar seputar pengembangan karir, baik dari kalangan manajer maupun nonmanajer. Misalnya: “Saya sudah memegang jabatan ini selama 5 tahun, Kapan waktu tepat naik jabatan?”

Atau pertanyaan ini: “Tempat saya bekerja tidak memungkinkan saya naik pangkat. Apa yang harus saya lakukan untuk pengembangan karir saya?”

Pertanyaan tersebut sering terbersit di hati anda. Lalu bagaimana anda dapat menemukan solusinya? Solusi untuk memecahkan masalah tersebut tentunya berkaitan dengan pengembangan karir seseorang. Tanggung jawab pengembangan karir seseorang ada pada dirinya sendiri.



Dalam hal pekerjaan/ karir, sedikitnya ada dua paradigma yang berkembang, yaitu job security dan career security. Job security merujuk pada keamanan atas pekerjaan yang dimiliki atau diberikan oleh pihak perusahaan (eksternal). Sedangkan career security merujuk pada keamanan atas bidang karir atau pekerjaan yang dipilih oleh diri sendiri (internal).

Paradigma career security mengajarkan perubahan pola pikir dari bekerja dengan cemeti perintah menuju bekerja atas keinginan untuk memperbaiki diri atau dorongan berprestasi di tempat kerja. Jadi, seseorang harus mencari nilai tambah bagi dirinya sendiri sehingga lebih luwes dalam mencari pekerjaan, termasuk menciptakan pekerjaan bagi dirinya sendiri (entrepreneurship).

Agar memiliki career security, lebih aktiflah meningkatkan ketrampilan dan kompetensi sehingga anda memiliki keahlian yang bersifat multiskill. Adapun kiat-kiat memperoleh career security adalah sebagai berikut:

Berpartisipasi dalam pelatihan dan pengembangan di organisasi
Jika terpilih menjadi anggota suatu proyek kerja, hendaknya ikut berkontribusi dalam setiap kegiatan pelatihan dan pengembangan proyek tersebut. Dengan berpartisipasi hiharapkan akan memperluas kompetensi lintas fungsi dan meningkatkan kerja kelompok anda.

Berpegang teguh pada etika
Setiap perusahaan mempunyai pandangan etika bekerja yang berbeda. Seiring dengan sukses dalam berkarir, anda diharapkan dapat mengikuti norma dan etika yang berlaku dalam lingkungan kerja tersebut.

Jangan mudah berpuas diri
Selalu mencoba cara kerja yang lebih baik. Jangan merasa sudah menguasai bidang karena hanya tahu sedikit. Carilah mentor yang mengetahui kekuatan dan kelemahan anda.

Melanjutkan pendidikan lebih tinggi
Misalnya, melanjutkan pendidikan S-2 di bidang bisnis. Dengan demikian dapat memberikan anda lebih banyak pilihan dalam meningkatkan karir, termasuk pilihan menjadi entrepreneur.

Memperbaharui keterampilan teknis
Dengan memperbaharui keterampilan teknis, seperti pengetahuan di bidang IT, diharapkan dapat meningkatkan kinerja anda.

Tetapkan sasaran karir
Sebagai pekerja, anda harus menentukan sasaran dan prioritas karir dalam bekerja, baik dari segi teknis, manajerial, fungsional, atau menjadi wirausaha. Jangan membatasi karir dalam satu bidang, karena akan mengurangi fleksibilitas ruang gerak anda.

Tingkatkan keterampilan hubungan antarmanusia
Keterampilan yang dimaksud adalah komunikasi, kepemimpinan, motivasi, dan negosiasi baik di dalam maupun luar lingkup kerja.


(Sumber: Majalah Sinergi 46, Edisi III, 2007)

agar karir anda cepat melesat


KARYAWAN yang menyukai tantangan tentu selalu ingin mengembangkan kariernya ke tingkat yang lebih tinggi. Banyak cara yang bisa dilakukan agar hal tersebut bisa terwujud.

Konsultan karier Liz Ryan, seperti dikutip businessweek.com, menerangkan bahwa mengembangkan karier bisa diartikan sebagai kemampuan untuk mengambil kesempatan dan berani menampilkan keahlian yang dimiliki. Tentu saja karena dunia kerja mengalami perubahan besar seiring juga dengan dunia yang terus berubah, maka dibutuhkan cara-cara baru yang inovatif agar seseorang bisa mengembangkan kariernya ke tingkat yang diidam-idamkan.

Apa saja cara tersebut, Liz Ryan menyimpulkannya dalam sepuluh langkah, dan berikut masing-masing langkah tersebut.

Buatlah resume yang menarik

Jika mengembangkan karier diartikan sebagai mencari pekerjaan baru, maka buatlah surat lamaran atau portofolio yang menarik. Jangan membuat surat lamaran dengan kata-kata klise yang biasa dijumpai di buku petunjuk membuat surat lamaran yang baik. Cobalah menulis dengan sentuhan personal.

Berhati-hati dengan iklan lowongan kerja

Jika ingin mengembangkan karier dan membuat lompatan besar, jangan lekas terbuai dengan berbagai iklan pekerjaan. Carilah yang sudah pasti menawarkan prospek kerja dan peningkatan karier yang jelas.

Membangun jaringan online

Saat situs Facebook dimanfaatkan Barack Obama untuk memuluskan jalannya menjadi Presiden Amerika Serikat, semua orang pun makin yakin bahwa situs jejaring sosial semacam ini sangat efektif dijadikan ajang mencari kesempatan-kesempatan baru. Karena itu, buatlah akun di situs-situs tersebut, buatlah blog, dan katakan pada dunia siapa Anda, apa yang Anda ketahui, juga hal-hal yang menjadi obsesi Anda.

Cari networking

Jika belum memiliki networking dari bidang pekerjaan yang diinginkan, mulailah dari sekarang. Dengan bantuan jaringan kerja yang luas, seseorang bisa mendapatkan banyak kesempatan tak terduga yang menggembirakan.

Jaga jalinan kerja yang sudah dibangun

Jika jalinan kerja sudah terbangun, tetaplah menjaga kedekatan dengan sering berkomunikasi dan memberikan apa yang terbaik yang Anda punya untuk mereka. Dengan memberikan yang terbaik, Anda akan mendapatkan yang terbaik.

Jangan pelit untuk melakukan riset

Jika tertarik pada satu bidang tertentu, coba cari tahu hingga sedetail mungkin tentang bidang itu. Riset bisa dilakukan dengan cara apa pun, mulai bertanya pada teman, browsing di internet, berkonsultasi pada ahlinya, sampai menghadiri pertemuan-pertemuan yang berhubungan dengan bidang tersebut.

Selalu “menjual diri”.

Bagaimanapun, dalam dunia kerja, Anda harus “menjual diri” Anda. Anda harus bisa memikat bos dengan ide-ide yang cemerlang, Anda yang harus meyakinkan banyak orang bahwa Anda layak dan bisa melakukan pekerjaan dengan baik dan benar.

Katakan apa yang perlu dikatakan.

Saat wawancara kerja atau bertemu dengan calon rekan bisnis, ceritakan sejauh yang mereka ingin tahu. Jangan terlalu mengumbar cerita atau malah menceritakan kehidupan pribadi.

Cari role model

Carilah seseorang yang Anda kagumi dan tiru langkahnya yang membuat Anda kagum padanya. Memiliki penutan dalam berkarier membantu seseorang untuk meningkatkan motivasi diri.

Terbukalah

Terbukalah pada kesempatan dan peluang baru yang tidak terduga. Siapa tahu Anda tertarik untuk melakukan tantangan baru tersebut. Ini bukan berarti membuat Anda tidak fokus pada satu hal, tapi terbuka pada banyak hal berarti menciptakan banyak kesempatan baik. (sitidjenar.wordpress.com)


Kematangan Emosi dan Pengembangan Karir

Perusahaan yang menerapkan manajemen sumberdaya manusia strategik (MSDM) dicirikan oleh adanya rencana dan pengembangan karir bagi para karyawannya (manajemen dan non-manajemen). Dengan kata lain tiap individu karyawan berhak memiliki peluang untuk mengembangan karirnya. Namun dalam prakteknya mengapa ada saja karyawan yang karirnya terlambat, dan bahkan mandeg atau mentok. Biang keladinya bisa jadi karena ada yang salah dalam sistem penilaian kinerja karyawan dan bisa juga adanya perlakuan diskriminasi. Di sisi lain dengan asumsi sistem karir di perusahaan dinilai andal maka berarti yang menjadi faktor penyebab keterlambatan karir datangnya dari individu bersangkutan.

Beberapa kasus tentang karir karyawan yang sering ditemukan adalah (1) karyawan dengan cukup cerdas dan ketrampilannya yang hanya sebatas standar tetapi karirnya melaju cukup cepat sesuai dengan tahapannya; (2) karyawan yang cerdas dan trampil namun karirnya relatif lambat; dan (3) karyawan yang kurang cerdas dan kinerjanya pun pas-pasan dan karirnya pun sangat terlambat. Kasus (1) dan (2) menimbulkan pertanyaan mengapa hal itu sampai terjadi? Lalu kalau begitu faktor-faktor apa saja yang dipertimbangkan perusahaan dalam menentukan karir seseorang.

Selain faktor kecerdasan intelektual dan ketrampilan kerja, salah satu faktor yang dipertimbangkan dalam menentukan karir seseorang adalah unsur kematangan emosi sang karyawan. Mengapa demikian? Kematangan emosi adalah kemampuan mengendalikan emosi tertentu secara stabil sesuai dengan perkembangan usianya. Semacam ada kemampuan seseorang yang mumpuni dalam merespon atau bereaksi terhadap fenomena tertentu. Misalnya ketika menghadapi konflik internal dalam tim kerja. Disitu setiap individu karyawan bekerja dalam suatu sistem yang memiliki ciri-ciri interaksi sosial. Idealnya proses umpan balik pun terjadi. Kemungkinan yang bakal terjadi adalah suasana kerja padat konflik dan bisa juga suasananya nyaman. Karena itu setiap karyawan harus mampu mengendalikan emosinya untuk menciptakan, mengembangkan dan memelihara tim kerja yang kompak.

Pada dasarnya kematangan emosi dan kecerdasan emosi seorang karyawan mengandung motif yang sama. Di dalamnya ada kemampuan mengelola diri yang intinya berangkat dari kemampuan mengenali diri sendiri. Setelah mampu mengenali diri sendiri maka ia seharusnya mampu memotivasi dirinya dan mengelola emosinya dalam berhubungan dengan orang lain dengan baik. Sebaliknya kalau seseorang tidak mampu mengendalikan emosinya terjadilah penyimpangan atau kekacauan emosional; misalnya perilaku egoistis, egosentris, apriori, prasangka buruk, dan asosial. Dalam situasi seperti itu maka yang terjadi adalah timbulnya reaksi berlebihan dan negatif dari sang karyawan. Ia merasa setiap fenomena lingkungan kerjanya selalu dipandang bakal mengancam dirinya. Esktremnya harus dilawan. Yang paling bahaya adalah timbulnya unsur destruktif, jauh dari perilaku konstruktif. Bisa juga ada yang bersifat pesimis atau merasa kurang percaya diri kalau akan mengusulkan kenaikan karir. Padahal sifat seperti itu akan merugikan dirinya sendiri. Lambat laun kalau karyawan berpikiran negatif tidak mampu mengendalikan dirinya maka karirnya akan terhambat. Lantas bagaimana sebaiknya?

Proposisi tentang hubungan antara dimensi emosi dan karir adalah semakin baik kematangan emosi seseorang berhubungan dengan semakin besar peluang karirnya meningkat. Manajemen puncak akan memberi persetujuan kenaikan karir kepada karyawannya dengan pertimbangan yang bersangkutan dinilai bakal mampu menangani pekerjaan yang lebih berat. Disamping itu mereka harus mampu bekerjasama dan bahkan memiliki jiwa kepemimpinan dalam satu tim kerja. Untuk itu unsur kematangan emosi karyawan menjadi pertimbangan yang sangat penting. Dengan demikian disamping perusahaan harus memiliki perencanaan dan pengembangan karir yang efektif maka ada beberapa hal yang yang harus dilakukan karyawan yakni:

  1. Selalu melakukan evaluasi diri khususnya yang menyangkut faktor-faktor intrinsik personal yang memengaruhi kinerja. Dengan evaluasi, karyawan akan mampu mengetahui kekuatan dan kelemahan dirinya khususnya tentang kematangan emosinya.
  2. Kalau sudah diketahui bahwa kematangan emosi masih rendah maka yang dapat dilakukan adalah memahami sisi kelemahan ketidakmatangan emosi, memahami faktor-faktor penyebab timbulnya emosi berlebihan, dan mencari upaya untuk memerkuat kematangan emosi. Kalau perlu konsultasi kepada konselor atau psikolog.
  3. Melakukan hubungan sosial secara bersahabat dan intensif baik pada jalur horizontal maupun vertikal. Semakin tinggi intensitas hubungan semakin banyak unsur kehidupan sosial yang bisa dipelajari. Intinya ada pembelajaran sosial khususnya dalam mengendalikan emosi yang berguna untuk membangun simpati dan empati serta memerkecil konflik.
  4. Mengikuti pelatihan dan banyak membaca buku-buku praktis tentang kepribadian, pengelolaan diri, dan pengembangan kematangan emosi. Tujuannya adalah disamping meningkatnya kadar kognitif dan kecerdasan sosial juga semakin matangnya emosi/kepribadian karyawan.
  5. Membuat rencana umum pengembangan karir individu untuk selama siklus kehidupan sebagai pekerja. Semacam road map pengembangan karir. Isi rencana spesifik paling tidak meliputi apa saja output karir yang diharapkan dalam kurun waktu tertentu serta apa saja langkah-langkahnya. Dengan demikian rencana tersebut sekaligus dapat dijadikan sebagai rujukan dan pedoman dalam merumuskan langkah-langkah operasional.
Karir tidak semata-mata diposisikan sebagai hak individu karyawan. Tetapi juga sebagai “kewajiban” diri sendiri dalam membangun kepercayaan dari pihak manajemen. Karena itu setiap karyawan seharusnya menyiapkan potensi dirinya antara lain dalam hal kematangan emosi. Kematangan atau kedewasaan yang dicerminkan oleh percaya diri, sabar, tanggung jawab, menerima dirinya, mau memahami orang lain (tidak egoistis/sentris), dan bahkan punya rasa humor. Tentunya berikut langkah-langkah operasional pencapaian cita-citanya. Semua itu disusun dalam suatu rencana sistematis sebagai unsur motivasi untuk meraih karir tertentu. Dengan kata lain tiap individu tidak statis dalam mengembangkan karirnya. Plus tidak mudah patah arang ketika sempat mengalami kegagalan pencapaian karir tertentu. (ronawajah.wordpress.com)


Pilih Kerja Sesuai Minat dan Keahlian

Mencari pekerjaan di era global ini, memang bukan perkara mudah. Namun, bukan berarti masalah akan selesai, bila Anda telah mendapatkan pekerjaan. Bisa jadi pekerjaan itu tidak cocok, sehingga justru membuat Anda malah stress berkepanjangan. Demi mendapatkan pekerjaan yang diidamkan, alangkah baiknya jika merencanakan pekerjaan, karir atau bahkan cita-cita impian itu sejak awal.

Langkah pertama yakinkan pada diri sendiri, karir apa yang Anda inginkan. Setelah anda yakin, rencanakan apa saja yang perlu dilakukan lakukan untuk meraih karir itu.

Berikut langkah-langkah sederhana untuk mengembangkan rencana karir:

1. Rencanakan karir berdasarkan keinginan dan keahlian. Yakinkan bahwa minat dan keahlian yang Anda miliki akan membantu menemukan karir yang memuaskan. Dalam menentukan karir itu, pikirkan bahwa Anda benar-benar menyukainya. Bayangkan juga Anda akan menikmati pekerjaan itu. Untuk itu, lakukan evaluasi terhadap jenis-jenis karir yang membuat Anda tertantang, lali pilah juga karir tidak diminati.
Mungkin anda juga bisa belajar dari beberapa pengalaman terdahulu. Misalnya, sebelumnya Anda bekerja pada bagian administrasi, tetapi merasa sama sekali tidak cocok, maka kali ini jangan mencoba pekerjaan itu lagi.

2. Buatlah daftar keahlian. Misalnya Anda memiliki keahlian dalam beberapa bahasa, komputer, internet, dan lain-lain. Keahlian ini akan membantu dalam menjalankan pekerjaan. Jika ternyata salah satu karir pilihan itu tidak bisa memungkinkan untuk membuat Andabergabung, memanfaatkanlah keahlian lain untuk menemukan pekerjaan lainnya, tentu yang masih sesuai dengan minat Anda. Untuk itu membuat daftar bidang pekerjaan memang sangat penting, sebelum Anda memutuskan mengambil pekerjaan itu.

3. Temukan beberapa pilihan karir yang tersedia. Ini bisa diperoleh lewat berbagai media. Saat ini Anda bisa dengan mudah menemukan pilihan karir lewat jaringan internet dimana banyak terdapat situs-situs karir yang dapat membantu memberikan infromasi kerja. Yang paling baik terus mencari kesempatan karir yang benar-benar sesuai dengan keahlian, minat dan mungkin pengalaman yang Anda sukai. Jika perlu, konsultasikan dengan ahli karir yang berpengalaman. Hal ini penting. mengingat karir yang akan Anda jalani menyangkut perwujudan harapan selama ini. Menjalani karir yang tidak diinginkan, hanya akan merasa tertekan dan jemu. Sebaliknya jika anda menjalani karir yang benar-benar sesuai, Anda dapat menikmatinya dengan baik.

4. Setelah menemukan dan memilih karir yang sesuai dengan anda, lakukan persiapan untuk menghadapi karir tersebut. Jika memerlukan pelatihan khusus, carilah lembaga pelatihan yang paling penting. Misalnya jika Anda ingin meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris, carilah lembaga kursus Bahasa Inggris terbaik.

Setelah anda selesai merencanakan karir, Anda dapat lebih memusatkan perhatian untuk meraih karir tersebut. Dan jika anda telah siap, tulislah surat lamaran untuk perusahaan dan pekerjaan yang anda pilih. Tetapi sebelumnya, tidak ada salahnya jika anda mendiskusikannya dengan orang yang potensial di bidangnya. Oke, selamat merencanakan karir Anda!

astaga.com

Perencanaan Karir dan Employee Retention


Perusahaan beruntung bila bisa menggaet tenaga manajerial, yang udah pengalaman ataupun trainee, yang brilyan. Kerepotannya adalah bagaimana membuat si “Bintang” itu betah di perusahaan. Gaji besar tak selalu menjamin ia bakal “loyal” terus. (Jika Anda ingin mendapatkan slide presentasi yang bagus tentang Career Planning dan HR Management, silakan klik DISINI ).

Merekrut tenaga tingkat manajerial merupakan aktivitas yang tidak murah. Tak jarang perusahaan harus menggunakan konsultan tenaga kerja dari luar untuk melaksanakan rekrutmen dan seleksi calon pegawai yang cocok. Cara yang lebih jitu lagi meojaring calon yang tepat adalah secara aktif mencari di dalam kalangan industri dan bila perlu membajaknya dari perusahaan lain (”headhunting” dan “hijacking”). Semua, tentu, dengan biaya yang tidak sedikit bagi perusahaan yang membutuhkan tenaga manajer tersebut.

Usaha yang kompleks dan tidak murah ini belum juga menjamin kesesuaian antara calon pegawai dengan jabatan yang bakal diisinya. Ketidakcocokan bisa karena ternyata si calon itu tidak memenuhi sejumlah syarat kerja, atau malah si calon itu sendiri yang — setelah ia tahu lebih banyak mengenai pekerjaannya — merasa kurang pas dengan kedudukan barunya.

Bila ini keadaannya, maka dapat diperkirakan bahwa cepat atau lambat si pegawai itu akan “mental” atau hengkang dari tempat kerja. Hal yang amat merugikan perusahaan sekiranya pegawai tersebut sebenarnya termasuk pekerja yang baik dan penuh potensi.

Membuat Betah
Gaji tinggi, fasilitas lengkap, sertajabatan/ke-dudukan yang jelas tak selalu menjamin betahnya seorang pegawai, apalagi untuk tingkat manajerial ke atas. Sebagai orang baru, hal-hal itu tentu menjadi pertimbangan, namun, selang beberapa waktu, tentu ada hal-hal lain yang bakal dicarinya.

Upaya untuk membuat pegawai baru betah, apalagi bila diketahui ia tipe yang penuh inisiatif, eneriik, dan ogah rutinitas, harusnya dimulai sejak awal, kala ia baru masuk. Pada bulan pertama diperkenalkan kepada lingkungan kerjanya serta tugas-tugasnya secara spesifik. Bersamaan dengan itu pula sang pegawai baru di-expose pada budaya perusahaan, yakni pola perilaku segenap warga perusahaan yang mencerminkan sistem nilai yang dianut perusahaan.

Untuk para manajer baru yang tugasnya ber-hubungan dengan banyak unit lain dalam perusahaan, maka ada baiknya ia pun mengenali fungsi dan tugas unit-unit itu. Beberapa perusahaan besar bahkan mengharuskan para manajer tersebut untuk mengikuti hands-on training di beberapa unit yang relevan. Ini pengalaman yang penting mengingat bahwa dalam tugasnya kelak sang manajer bakal berhubungan banyak dengan unit-unit tersebut sehingga perlu memahami pola kerjanya sedetail mungkin.

Dalam proses ini, yang bisa saja berlangsung sampai setahun, trainee yang bakal menduduki jabatan eselon manajemen ini berinteraksi de¬ngan banyak pihak; dengan kalangan pelaksana, penyelia, manajer, dan tak jarang pula dengan pimpinan perusahaan. Kerapkali momen sosialisasi seperti ini menjadi faktoryang turut mendu-kung kemajuan karir trainee tersebut.

Selain itu, pelatihan dalam bidang organisasi, komunikasi, maupun bidang-bidang lain yang menunjang ketrampilan manajemen, merupakan masukan berharga bagi calon manajer. Apa¬lagi bila materi pelatihan disajikan oleh praktisi-praktisi yang mengenai betul kondisi dan iklim kerja di perusahaan. Memang, sekali lagi, ini bentuk perhatian pada calon-calon manajer yang harganya tentu mahal.

Tetapi ini harus dipandang sebagai investasi perusahaan untuk memiliki jajaran manajer yang trampil, mampu, dan punya wawasan yang sejalan dengan cita-cita dan falsafah perusahaan. Dari sudut si calon manajer sendiri, ini merupakan perlakuan yang tentunya memperkaya pengetahuan dan kemampuan individualnya, yang pada gilirannya bisa berperan besar dalam menumbuhkan loyalitasnya pada perusahaan.(Jika Anda ingin mendapatkan slide presentasi yang bagus tentang Career Planning dan HR Management, silakan klik DISINI ).

Ibarat bayi yang baru lahir dan memasuki dunia baru, maka enam bulan pertama seorang pe¬gawai baru adalah masa-masa kritis yang menentukan sikap dan pandangannya terhadap per¬usahaan maupun pekerjaannya.

Betah dan Berprestasi
Bagi pegawai baru yang dipersiapkan untuk menduduki jabatan manajerial, tentunya ada harapan bahwa ia diberi kesempatan untuk menunjukkan kemampuannya. Percuma mereka sekolah tinggi-tinggi (seringkali sampai tingkat MBA) bila kesempatan itu tak kunjung tiba. Oleh karena itu, suatu kesalahan besar bila pada saat ia masuk ia langsung diantar ke meja atau ruangannya, lantas didiamkan. Perusahaan mungkin menganggap bahwa pasti pegawai baru itu akan segera bersibuk diri dalam pekerjaan. Dugaan yang cenderung meleset karena siapa pun juga dan sehebat apa pun orangnya butuh tuntunan dalam orientasi pekerjaan. Lantas ia butuh kesempatan untuk mempraktekkan sega-la pengetahuan sekolahnya secara konkrit di tempat kerja.

Hal lain yang dapat membuat “orang baru” dalam perusahaan semakin betah adalah apabila dalam bulan-bulan pertama ia sudah dilibatkan dalam beberapa persoalan perusahaan yang cukup penting. Ini kesempatan pula baginya untuk menyumbangkan pikirannya dalam rangka pemecahan masalah.

Syukur-syukur bila sumbang sarannya benar-benar diperhatikan dan — kalau memang itu usul yang pantas — diterapkan. Secara psikologis hal ini dapat diterangkan sebagai proses daur pengalaman yang menguatkan perilaku tertentu yang dikehendaki. Dalam proses seperti ini, urutan-urutan kejadian adalah sebagai berikut:

• ada pegawai baru dalam perusahaan,
• sebagai orang baru ia akan mengacu pada atasannya dalam perusahaan,
• bila atasan atau pimpinan perusahaan itu memberi kesempatan padanya untuk berperan aktif dalam suatu pemecahan persoalan, maka,
• pegawai baru tersebut akan memperoleh rasa puas yang sifatnya menguatkan keputusan-nya semula untuk masuk dalam perusahaan.

Untuk menciptakan kondisi kerja seperti itu, maka perusahaan sebenarnya dapat merancangnya sejak awal. Selain tugas-tugas yang relatif rutin yang dibebankan pada manajer baru tersebut, maka dapat pula disisipkan beberapa tugas lain yang sifatnya khusus. Misalnya, ia si manajer baru dapat dimasukkan ke dalam sua¬tu tim yang menangani proyek tertentu. Tentunya tugas-tugas khusus yang diberikan itu harus sesuai dengan bidang keahliannya.

Selain itu, tingkat kesulitan yang dihadapi dalam tugasnya hendaknya proporsional dengan statusnya sebagai orang baru. Jangan sampai orang baru ini mendapat “daging yang terlalu besar dan alot baginya untuk dikunyah”. (Jika Anda ingin mendapatkan slide presentasi yang bagus tentang Career Planning dan HR Management, silakan klik DISINI ).

Banyak pula perusahaan yang menggunakan sistem mentor dalam program orientasi tenaga manajerial baru. Yang biasa dikaryakan untuk tugas mentor ini adalah para eksekutif senior. Cara ini memungkinkan manajer baru untuk lebih cepat mengenal medan. la pun akan menyerap informasi-informasi (dan “trick-trick”) dalam tugasnya yang mungkin tak bisa diperoleh melalui pola orientasi lain.

Mentor akan memberi tahu titik-titik bahaya yang perlu dihindari, kesempatan-kesempatan mana yang bakal muncul dan dimanfaatkan, serta 100 hal-hal lain (kecil maupun besar) yang bisa membuat manajer baru lebih efektif lebih cepat. Yang penting, si mentor memberi informasi tidak berdasarkan kerangka teoritis belaka tetapi sudah dicampurnya dengan unsur pengalaman dan kebijaksanaan yang diperoleh melalui proses kerja bertahun-tahun.

Tentunya perusahaan harus selektif dalam memilih mentor. Gunakan eksekutif-eksekutif atau tenaga senior lainnya yang benar-benar kompeten dan punya keinginan untuk membimbing tunas baru. Ini penting karena yang ditangani adalah kader-kader calon penerus perusahaan. Sikap dan cara kerja yang akan tumbuh pa-da mereka bisa banyak ditentukan oleh pengalaman dini yang dilewati semasa di bawah pengawasan dan bimbingan mentor.

Penting pula bagi manajer baru yang sedang dalam masa orientasi seperti di atas untuk memperoleh umpan balik yang cukup. Performance appraisal (penilaian karya) terhadap aktivitas kerjanya tiap 3 bulan selama satu atau dua tahun dinilai banyak ahli perusahaan sebagai tidak berlebihan. Tak perlu terlalu repot melaksanakan ini, cukup satu session tatap muka untuk mengutarakan apa yang telah dilakukan selama ini, mana yang dianggap benar atau efektif, mana yang kurang tepat, dan kira-kira apa yang bakal dihadapinya dalam waktu yang akan datang.

Memang, tampaknya cukup rumit untuk mengurusi orang yang baru memasuki sebuah perusahaan. Tetapi bila ini menyangkut tenaga yang dipandang penting oleh perusahaan (”bintang” begitu), maka mau tak mau upaya ini harus ditelusuri. Betapa tidak. Dalam suasana kompetitif seperti sekarang, Tenaga kerja yang baik pada dasarnya tak bisa dibeli; paling-paling hanya bisa “disewa” beberapa tahun saja. Oleh karena itu penting menumbuhkan rasa betah dan loyal pada dirinya, agar penyewaan terhadapnya berlangsung terus. (rajapresentasi.com)


7 Tips Karir Sukses dari Obama

obamaPresiden AS Barack Obama memang kerap menjadi inspirasi banyak orang. Berikut ini 7 tips untuk perjalanan karir maupun untuk membangun bisnis dengan meneladani apa yang dilakukan oleh Obama dalam meretas jalan ke Gedung Putih. Semoga berguna…
—–

Bagi anda yang sedang memulai bisnis anda, atau sedang membangun karir, besar kemungkinan anda harus mulai dari bawah, lalu berjuang untuk terus menanjak. Obama juga telah memulai karir politiknya dari bawah, dan telah berhasil mengoptimalkan sumber daya yang dimilikinya untuk terus menanjak sampai ke puncak.

Obama telah menggelar kampanye fantastis yang berhasil menempatkan ia pada posisi yang tepat untuk menang. Ia adalah orang kulit hitam yang berkarya di industri yang didominasi oleh orang-orang kulit putih. Semuanya tidak ia peroleh begitu saja secara kebetulan. Ia melakukan yang terbaik dari apa yang ia miliki, dan sekarang ia telah menjadi seorang Presiden Amerika Serikat. Inilah apa yang telah ia lakukan:

Jangan Reaktif

Obama benar-benar mengerti pesan yang harus ia sampaikan, dan terus mengirimkannya dalam setiap langkah kampanyenya. McCain mencoba menyerang Obama untuk mencoba mengalahkannya. Ia menyerang karakter, agama dan cinta Obama untuk Amerika. Obama tetap berpegang pada konsepnya untuk perubahan (change). Bukannya Obama tidak melakukan penyerangan sama sekali terhadap McCain, tetapi penyerangan itu tidak berlangsung lama. Pada awalnya Obama menunjukkan pada publik bahwa McCain tidak sempurna, tetapi lalu berbalik dengan menyampaikan pesan yang positif. Obama bisa saja menyerang McCain tentang umur dan kurangnya kontrol diri, tapi Obama malah berbicara tentang isu-isu yang lebih penting saat itu. Ini menunjukkan bahwa Obama memiliki kesadaran untuk tidak terseret ke arah yang negatif karena taktik lawannya.

Orang-orang di tempat kerja kita pun mungkin kerap mengatakan hal-hal buruk tentang kita. Yaitu ketika mereka iri, takut, atau bosan. Jika kita terperangkap ke dalam politik di tempat kerja seperti itu, kita mungkin akan kehilangan kontrol akan apa yang sebenarnya kita inginkan bagi karir kita. Jalan terbaik adalah tetap pada prinsip kita dan berbuat yang terbaik yang kita mampu.

Bertahan Pada Apa Yang Anda Percayai

Obama bisa saja enggan membahas isu tentang pengenaan pajak bagi orang kaya atau jaminan kesehatan bagi semua orang. Namun sebaliknya, dia tetap bertahan pada apa yang dia anggap benar.

Ketika anda dikelilingi banyak orang yang membisiki anda seperti halnya Obama, akan sulit bagi anda untuk kukuh bertahan pada pendirian anda. Anda harus memiliki pemahaman yang solid tentang apa yang anda inginkan dalam suatu situasi. Dengarkanlah suara hati anda yang terdalam, dan buatlah keputusan yang terbaik.

Keluarga Lebih Penting Dari Segala Yang Lain

Neneknya adalah bagian yang sangat penting dalam hidup Obama. Di tengah masa-masa yang amat penting dalam kampanyenya, ia rela mengambil waktu untuk menemani wanita yang telah membentuk karakternya sebagai seorang pemimpin yang kuat. Dia bisa saja memutuskan bahwa neneknya toh sudah tua, dan kampanye-nya jauh lebih penting, tetapi dia tidak melakukannya. Dia malah langsung terbang ke Hawaii untuk menemani neneknya saat sakit.

Keluarga dan sahabat harus didahulukan daripada karir. Mereka-lah yang senantiasa mendukung anda pada saat anda menghadapi depresi, konflik dan kesulitan. Obama tidak tinggal menemani neneknya hingga akhir hayat, karena ia sadar bahwa ia harus segera kembali ke arena kampanye. Namun dia telah melewatkan waktu yang berharga bersama neneknya, mungkin sempat berterima kasih atas kasih sayangnya dan berjanji akan memenangkan kursi kepresidenan. Anda perlu memiliki keseimbangan antara karir dan keluarga. Ketika anak anda atau orang tua anda membutuhkan anda, kesampingkan dulu segala pekerjaan anda, dan bantulah mereka. Lalu ketika anda sudah siap untuk kembali bekerja, pergilah dan lakukan hal-hal besar yang akan membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik.

Berkorban Untuk Masa Depan Yang Lebih Baik

Dalam kampanyenya, Obama tidak mengatakan sesuatu yang kita semua ingin dengar. Ia telah menyusun rancangan ekonominya dan tetap berpegang pada rancangan tsb. Ia ingin menaikkan pajak bagi mereka yang berpenghasilan lebih dari $250.000. Di kubu seberang, McCain berjanji akan menurunkan pajak bagi semua orang, mengatakan sesuatu yang pasti diinginkan semua orang. Tapi, bagaimana bisa menurunkan pajak semua orang ketika negara harus membayar utang yang terus membesar? Sebagian besar dari anda pasti pernah atau sedang mempunyai hutang kepada pihak lain. Anda pasti tahu bahwa ada harga yang harus anda bayar tatkala anda meminjam uang orang lain, yakni: bunga pinjaman. Bunga pinjaman yang amat besar! Bayangkan saja bunga yang harus dibayarkan untuk utang amat besar itu! Hal itu akan membunuh perekonomian negara.

Obama meminta rakyat Amerika untuk memahami konsep tsb dan rela menyisihkan lebih besar kekayaannya untuk pajak yang yang lebih tinggi. Orang-orang kaya itu telah diperkaya oleh negara, jadi mengapa kini mereka tidak mengembalikannya sedikit untuk membantu ekonomi negaranya berdiri tegak kembali? Apakah berlebihan untuk mengenakan pajak lebih besar agar negara dapat membayar utangnya? Rasanya tidak! Jika anda memiliki anak, anda pasti memahami pengorbanan yang diberikan oleh orang tua agar anaknya mendapatkan yang terbaik dalam hidupnya.

Anda pun harus mengorbankan waktu dan uang agar karir impian anda dapat terwujud. Jika anda membutuhkan pengetahuan atau ketrampilan baru demi meningkatkan kemampuan anda dalam rangka menghasilkan lebih banyak, maka anda harus melakukan pengorbanan. Itu bisa berarti anda tak dapat bersantai di malam minggu karena harus membangun bisnis sendiri di rumah, atau anda mungkin harus masuk ke bangku kuliah lagi untuk mendapatkan gelar tertentu. Apapun yang anda inginkan bagi karir masa depan anda, berkorbanlah sekarang dan petiklah hasilnya di masa depan.

Rencanakanlah Sesuai Gambaran Besarnya, Lalu Sesuaikanlah

Pada awal kampanye partai Demokrat, Obama masih berada di bawah Clinton dalam polling-polling yang digelar. Ia tahu kemana ia harus membelanjakan uangnya dan bagaimana mendapatkan kepercayaan dari para pemimpin yang tepat. Dan ia pun berhasil semakin menanjak. Ia memenangkan beberapa negara bagian, maka rodapun berputar. Ia mendapat sokongan dari Oprah, lalu sokongan-sokongan lainnya terus menyusul masuk. Ketika berkampanye melawan McCain, Obama tahu persis dimana titik kelemahan McCain, dan ia lalu mulai bekerja. Obama tahu letak kekuatannya. Ia sangat piawai dalam berbicara, dan tiap kali ia berbicara mungkin ia telah memenangkan ratusan suara. Ia lakukan hal itu di wilayah-wilayah yang sebelumnya merupakan lumbung suara Republikan. Obama mampu melihat gambar keseluruhannya, dan membuat planning sesuai gambaran tsb. Ia tahu bahwa ia akan dapat memperoleh dana lebih besar dari McCain karena ia piawai dalam mengumpulkan sumbangan bagi kampanyenya. Ia menolak untuk menggunakan uang dari pajak masyarakat yang seharusnya digunakan untuk program-program pemerintah. Padahal bila ia mau menggunakannya, ia mungkin akan mendapat kucuran dana tak terbatas, namun ia memilih untuk menolak. Ia pun mampu melampaui McCain di banyak negara bagian yang penting. Inilah cara berpikir strategis yang diharapkan dari semua presiden.

Anda harus melihat karir anda sebagai jembatan menuju sebuah tujuan yang lebih besar. Ketika anda mendapat dukungan dalam bentuk apapun dari lingkungan kerja anda, berarti anda telah mendapatkan batu pijakan untuk menanjak. Ketika anda berada dalam posisi memegang kendali, anda dapat mengatur sumber daya anda untuk mendapatkan yang terbaik dari pihak-pihak di sekitar anda, membuat planning dan strategi yang menguntungkan semua pihak.

Kelilingi Diri Anda Dengan Orang-Orang Hebat

Obama akhirnya memilih seorang Wakil Presiden yang cerdas untuk membantunya mengatasi persoalan-persoalan di Gedung Putih. Dia juga telah memilih orang-orang hebat untuk mengelola kampanyenya. Mereka tidak pernah memaksanya menjadi orang yang bukan dirinya, dan mereka telah membuat ‘kereta Obama’ dapat berhasil memasuki Gedung Putih. Tidak ada orang yang dapat memenangi pemilihan presiden tanpa orang-orang hebat yang mengelilinginya. Teman yang anda ajak bergaul dan mengelilingi anda haruslah orang-orang yang cerdas dan berkualitas, kalau tidak, mereka justru akan menarik anda ke bawah.

Cara terbaik untuk meningkatkan karir anda adalah dengan bergaul dengan orang-orang yang tepat. Bisnis bukanlah tentang siapa yang dapat melakukan suatu pekerjaan. Dengan uang, kita bisa menggaji orang lain untuk melakukan suatu pekerjaan untuk kita. Bisnis adalah tentang memilih orang-orang hebat untuk membantu anda. Orang-orang yang dapat melakukan suatu pekerjaan dengan baik, pekerjaan di mana anda tidak terlalu mampu, sehingga anda dapat melakukan pekerjaan di bidang yang memang menjadi keahlian anda.

Jangan Pernah Mendengarkan Massa

Pada saat awal pemilihan, tidak ada seorang pun yang berani bertaruh bahwa Obama akan menjadi presiden. Dalam polling, ia jauh di bawah Clinton, dan di kubu Republik ia bertarung dengan seorang veteran perang. Namun Obama tidak mendengarkan suara-suara di luar, ia percaya pada dirinya sendiri. Ia membidik target, dan ia pun memenanginya.

Karir anda ada di tangan anda sendiri, jangan sekalipun percaya pada keberuntungan. Anda harus meletakkan diri anda pada posisi untuk menang. Obama bisa saja kalah, tetapi ia mengoptimalkan sumber daya yang dimilikinya, dan menyelesaikan pekerjaan sebaik mungkin. Dia mampu melakukannya karena ia tidak kenal takut. Jangan pernah takut untuk berjabatan tangan dengan orang sukses dan mendapatkan dukungan mereka untuk membantu anda. Jika anda percaya pada diri anda, mereka pun akan percaya juga. bukufanda.blogspot.com



Langkah-Langkah Mengubah Karir

Apa langkah-langkah mengubah karir Anda? Berikut ini adalah tips dari Christine M. Glasco dari CG Consulting Groups:
  1. Pertama, identifikasikan pendidikan Anda, latar belakang, peran, pengalaman, semangat dan kompetensi (keterampilan). Kemudian catat pada notebook atau buku semua yang sudah Anda lakukan. Daftar ini harus mencakup semua kejadian, semua pencapaian yang sudah Anda lakukan secara detail. Tidak perlu terlalu rapi, yang penting Anda membuatnya secara lengkap.
  2. Cara terbaik untuk menuliskan hal-hal yang sudah Anda lakukan adalah dengan metode : PAR (Problem), CAR (Circumstance) dan STAR (Situation or Task). Identifikasi apa yang sudah Anda lakukan secara qualitatif.
  3. Setelah Anda telah mengidentifikasi setidaknya lima puluh sampai dengan seratus daftar yang sudah Anda lakukan, Anda dapat menyusun mereka dalam kategori dan menganalisis daftar berdasarkan jenis dan tingkat kepuasan masing-masing dengan jenis prestasi. Analisis ini akan membawa Anda untuk menemukan pola dari aktivitas yang mampu Anda kerjakan dengan memuaskan.
  4. Selanjutnya, berikan nilai pada masing-masing kegiatan yang sudah Anda lakukan tersebut. Apa yang unik tentang Anda? Kemudian tulis tujuan karir Anda selama 5 sampai 7 tahun dan langkah-langkah yang perlu diambil untuk mencapai tujuan.
  5. Pahami apa yang sudah Anda lakukan, proposisi nilai, tujuan karir dan pastikan Anda tahu langkah-langkah untuk mencapai tujuan Anda menuju ke arah transformasi karir.
(bundabekerja.blogspot.com)


Karir yang Tepat untuk Si Introvert

Meski terlihat sebagai pribadi yang menutup diri dan pendiam, sebenarnya tipe introvert merupakan pribadi yang menarik, kreatif, dan berharga, jika perusahaan tahu di mana tipe kepribadian seperti ini senang bekerja.

Tipe kepribadian introvert umumnya tak menyukai kegiatan yang mengharuskannya bertemu banyak orang atau kegiatan yang mengharuskannya bersosialisasi. Ketika seorang introvert menemukan pekerjaan yang ia senangi dan ia memang berbakat di bidang tersebut, ia akan menjadi aset perusahaan yang berharga.

Introvert sering diasosiasikan dengan pemalu, namun pada kenyataannya tak selalu begitu. Menurut psikolog asal Swiss yang juga menemukan istilah “introvert”, Carl Jung, introvert adalah tipe kepribadian yang lebih suka menyibukkan diri dengan kehidupan di dalam pikirannya dan aktivitas kesendirian ketimbang harus bersosialisasi dengan orang lain. Tipe kepribadian ini memiliki ketertarikan dalam penyelesaian masalah, bekerja secara kreatif ketika sendiri, dan bisa memberikan solusi ketika berpikir tanpa ada gangguan.

Pada dasarnya, para introvert tidak takut bekerja dikelilingi orang lain, namun tipe kepribadian ini hanya memilih untuk bekerja sendirian. Konsultan karier asal Minnesota, JIST Publishing, mengatakan bahwa tipe kepribadian introvert bisa jadi merupakan pemberi solusi yang baik, punya kecenderungan untuk bekerja sebagai analis sistem komputer atau peranti lunak, akuntan, penasihat keuangan, teknik sipil, mekanik, dan desainer grafis.

Beberapa profesi yang cocok untuk tipe kepribadian introvert, jika dibekali pelatihan yang tepat, antara lain adalah:

Insinyur peranti lunak komputer
Jenis pekerjaan ini menarik minat bagi tipe kepribadian introvert karena profesi semacam ini mengharuskan si pekerja untuk bekerja secara independen untuk menyelesaikan masalah tergantung kebutuhan pengguna peranti lunak tersebut. Jenis pekerjaan ini dibutuhkan ijazah di bidang komputer. Untuk selalu bisa berkompetisi di bidang ini, seseorang harus terus mau meng-update kemampuan dan pengetahuannya sesering mungkin untuk mengikuti perkembangan teknologi.

Akuntan dan auditor
Karena para introvert sangat berbakat dalam memecahkan masalah, mampu menjalankan analisis sendiri, dan mampu mengembangkan strategi jangka panjang, maka profesi akuntan bisa tergolong cocok untuk mereka. Dibutuhkan pendidikan di bidang akuntan dan finansial untuk bisa mendapatkan pekerjaan di bidang ini.

Desainer grafis
Di bidang ini, para pekerjanya bebas menginterpretasikan imajinasinya. Kebanyakan, para rekan kerja atau atasannya akan melihat hasil kerjanya di akhir, dan membiarkan si pekerja mendesain grafisnya sendiri. Bidang yang sangat bertumbuh belakangan ini akan banyak dibutuhkan di bidang periklanan, penciptaan games, atau animasi. Tak selalu diperlukan pendidikan yang amat mendalam di bidang ini.

Teknik sipil
Dengan semakin bertumbuhnya negara, maka akan makin dibutuhkan teknik sipil untuk memperhitungkan segala hal yang butuh perhitungan saat pembangunan bangunan. Dibutuhkan pendidikan khusus di bidang ini, jika menambahkan pengetahuan seputar lingkungan dan green engineering, maka Anda akan menjadi seorang teknik sipil yang amat dicari.

Analis riset pasar
Tipe pekerjaan ini mengumpulkan data bagaimana pasar berpikir dan kecenderungannya, dan hasilnya akan membantu perusahaan untuk menggapai pasarnya. Untuk pekerjaan ini dibutuhkan pelatihan riset metodologi, statistik, marketing, tren sosial, ekonomi, psikologi, dan lainnya. Diperkirakan, profesi ini meningkat sebanyak 20 persen dari tahun 2006 hingga 2016. (kompas)