Senin, 25 Mei 2009

Menentukan Pilihan Karir

Hidup ini memang penuh dengan aneka ragam. tetapi menentukan atau memilih karir bukanlah keputusan yang main-main. memilih karir tidak sama dengan memilih barang yang ingin anda beli, anda harus teliti, cermat, dan konsisten. sekali saja anda salah pilih, maka anda akan menyesal berkepanjangan.

anda yang masih bingung menentukan karir coba deh tips berikut ini

1.Evaluasi kekuatan dan kelemahan diri

dalam menentukan karir, awali dengan mengkaji kekuatan dan kelemahan diri anda sendiri.
cobalah tanyakan pada diri anda sendiri.


(apa kelebihan dan kekurangan yang anda miliki?),
(apa yang ingin saya kerjakan ?)
(pekerjaan apa yang ingin saya hindari?)


dan sebagainya.
kemudian jawablah pertanyaan-pertanyaan tersebut kemudian anda akan menemukan karir yang anda inginkan.

2.Pilih karir yang sesuai dengan gaya hidup yang anda idamkan

sampai saat ini uang masih menjadi pertimbangan dominan dalam memilih karir.
untuk itu tentukan di tingkat mana anda ingin hidup. berapa penghasilan yang anda inginkan.
hal ini akan membantu anda dalam menentukan pilihan karir, paling tidak kalau anda ingin kaya raya
anda tidak bisa memilih profesi yang idealis seperti ilmuwan atau guru sekolah dasar.
mungkin pilihan menjadi pengusaha bisa anda pertimbangkan.

3.Kaji trend karir dari berbagai media informasi

ikuti trend dan perkembangan usaha dari berbagai media informasi seperti majalah, surat kabar, internet, ikuti informasi peluang usaha, trend usaha, dan ekonomi dari media tersebut.
kemudian buat kliping tentang lapangan kerja yang anda inginkan. pikirkan mana yang sekiranya sesuai dengan bidang dan kelebihan anda, tujuan hidup anda. kaji peluangnya di masa mendatang, mana yang prospeknya cerah dan mana yang tidak.

4.Konsultasikan dengan mereka yang pengalaman dan ahli

kalau anda masih bingung menentukan karir, bicarakan masalah anda dengan orang yang kompeten di bidangnya. konsultasikan minat, bakat, dan cita-cita anda dengan ahli karir.

5.Konsisten pada pilihan karir

konsistensi memang diperlukan jika anda ingin sukses dalam karir. jika anda ingin menjadi penulis, maka pelajari dan tekuni terus bidang tersebut. ingat, konsistensi akan memudahkan anda dalam meraih apa yang anda cita-citakan. jangan pernah sekalipun menyerah apalagi putus asa. sekali anda menyerah, keberuntungan akan semakin sulit anda jangkau.

6.Jangan takut beralih karir

meski anda konsisten dengan karir yang anda pilih, tidak menutup kemungkinan jika suatu waktu anda beralih karir. karena tidak seorangpun yang dapat meramalkan masa depan.
dalam perjalanan karir anda mungkin saja anda akan menghadapi berbagai kendala yang menyebabkan anda ingin banting setir. misalnya karena perubahan visi dan pandangan pribadi,
atau mungkin karena anda tidak mendapatkan kepuasan dari karir yang anda pilih. jika anda menghadapi situasi demikian tentu pidah karir bukanlah hal yang dilarang. tetapi tentu saja anda harus siap menghadapi resiko dengan keputusan anda.

bagaimana..

sudahkan anda menentukan pilihan karir anda kalau belum mungkin anda bisa segera menentukannya dengan cara di atas. jangan lupa, semakin cepat anda menentukan karir maka akan semakin baik. (fact4win.blogspot.com)

3 Jawaban Kenapa Karir Anda Mentok

Aduh, kenapa karir saya ndak naik-naik ya. Saya sudah bertahun-tahun kerja di perusahaan ini, tapi kenapa posisi saya mentok disini saja. Demikian dua contoh kegalauan yang acap dilantunkan oleh para rekan pekerja kantoran. Sebuah kegalauan yang sering dilentingkan dengan nada kepedihan dan sejumput rasa fustrasi yang menggumpal (duh biyung, malang nian nasib sampeyan….).

Saya kira ada beragam penjelasan yang bisa dilontarkan untuk menjawab kegundahan itu. Disini kita mencoba untuk membincangkan tiga kemungkinan jawabannya secara ringkas. Baiklah sebelum kita membahasnya, silakan terlebih dahulu menyeruput secangkir kopi hangat yang mungkin sudah terhidang di depan meja kerja Anda…..

Jawaban yang pertama simpel dan jelas : you don’t deserve to be promoted. Ya, Anda memang tidak layak dipromosikan atau naik karir. Boleh jadi ini karena kompetensi Anda memang masih belum mumpuni; atau mungkin juga sikap kerja Anda yang begitu-begitu saja, hingga gagal membuat orang lain mengulurkan tangan memberi apresiasi. Bagaimana mungkin top manajemen memberikan Anda kenaikan karir kalau prestasi kerja Anda hanya pas-pasan.

Jadi kalau begitu, pertanyaan itu sejatinya justru harus digedorkan pertama-tama kepada diri Anda sendiri. Dengan kata lain, pertanyaan mengapa Anda ndak melesat karirnya mungkin justru harus ditujukan pada diri Anda sendiri. Disini, kerendahan hati dan kebesaran jiwa untuk mencoba bening mengaca pada kekurangan diri dan juga sekaligus potensi kekuatan yang dimiliki, sungguh amat diperlukan.

Proses self-exploration semacam itu sungguh akan bisa berjalan dengan optimal kalau saja setiap perusahaan menyediakan career coach yang trampil. Dengan itu rute untuk menyempurnakan kompetensi dan mindset Anda bisa berlangsung dengan efektif (sayang memang, ndak banyak perusahaan di tanah air yang menyedian career coach internal yang tangguh).

Jawaban kedua : prestasi kerja Anda sudah oke, kerja sudah mati-matian, tapi tetap saja top manajemen cuek bebek dengan kisah perjuangan kerja Anda yang sudah berdarah-darah itu (doh!). Nah kalau ini yang terjadi, kemungkinan besar Anda telah gagal “memamerkan” kelebihan dan prestasi kerja yang yang sungguh heroik itu. Bukan, disini kita bukan mau bicara mengenai ilmu cari muka atau menjilat bos dan bosnya si bos. No, no, no. Namun harus diakui, dalam sirkuit perjalanan naik karir ada dikenal sebuah ketrampilan yang disebut “impression management”. Inilah sejenis siasat untuk menonjolkan prestasi kerja Anda dihadapan kolega dan top manajemen secara elegan nan bermartabat. (sorry, topik khusus mengenai impression management ini baru akan kita bahas kapan-kapan di waktu mendatang. So stay tuned!).

Dalam lingkungan kerja dimana elemen subyektifitas dan perasaan acap masih punya pengaruh terhadap promotion decision, maka ketrampilan mengenai impression management mungkin layak untuk digenggam. Sebab dengan itu, perjuangan heorik nan berdarah-darah dari Anda itu bisa kemudian dihargai dengan layak.

Jawaban yang ketiga : karir Anda mentok karena Anda memang bekerja di perusahaan yang salah. Sorry, maksudnya perusahaan kecil yang karyawannya cuman 500-an dan hanya punya satu pabrik misalnya. Kalau perusahaan Anda hanya perusahaan manufaktur (pabrikan) yang karyawannya ndak banyak, ya ndak usah deh ngomong tentang career planning (sebab karir apa yang mau diomongkan kalau posisi manajerial yang tersedia hanya hitungan jari).

Dalam situasi semaca itu, karir Anda hanya akan naik kalau atasan Anda pensiun (duh, lama banget dong nunggunya !). Sebab itulah, beruntung bagi Anda yang bekerja di perusahaan dengan skala besar seperti industri perbankan atau telekomunikasi atau perusahaan energi dengan skala nasional. Dalam perusahaan dengan skala besar semacam ini, maka akan sangat banyak tersedia posisi manajerial, dan karena itu, pergerakan karir kita bisa sangat luas dan dinamik.

Jadi sekali lagi, dalam perusahaan dengan size yang terbatas, kita memang ndak bisa menerapkan ilmu career planning atau talent management secara optimal. Dan sebab itulah, karir Anda mentok. And again : ini memang sebuah kewajaran yang ndak layak ditangisi.

Itulah tiga jawaban ringkas yang barangkali bisa menjelaskan kenapa karir kita stagnan. Apapun jawabannya ada satu kalimat yang mungkin layak kita genggam dengan sepenuh hati : kita sendirilah sesungguhnya yang menciptakan masa depan kita – not somebody else.

(strategimanajemen.net)


Karir Wanita dan Wanita Karir


Kondisi Wanita di Dunia Barat

  • Dari sisi historis, terjunnya kaum wanita ke lapangan untuk bekerja dan berkarir semata-mata karena unsur keterpaksaan. Ada dua hal penting yang melatarbelakanginya:

    Pertama, terjadinya revolusi industri mengundang arus urbanisasi kaum petani pedesaan, tergiur untuk menga-du nasib di perkotaan, karena himpitan sistem kapitalis yang melahirkan tuan-tuan tanah yang rakus. Berangkat ke perkotaan, mereka berharap menda-patkan kehidupan yang lebih layak namun realitanya, justru semakin sengsara. Mereka mendapat upah yang rendah.

    Ke dua, kaum kapitalis dan tuan-tuan tanah yang rakus sengaja mengguna-kan momen terjunnya kaum wanita dan anak-anak, dengan lebih memberikan porsi kepada mereka di lapangan pekerjaan, karena mau diupah lebih murah daripada kaum lelaki, meskipun dalam jam kerja yang panjang.

  • Kehidupan yang dialami oleh wanita di Barat yang demikian mengenaskan, sehingga menggerakkan nurani sekelompok pakar untuk membentuk sebuah organisasi kewanitaan yang diberi nama “Humanitarian Movment” yang bertujuan untuk membatasi eksploitasi kaum kapitalis terhadap para buruh, khususnya dari kalangan anak-anak. Organisasi ini berhasil mengupayakan undang-undang perlindungan anak, akan tetapi tidak demi-kian halnya dengan kaum wanita. Mereka tetap saja dihisap darahnya oleh kaum kapitalis tersebut.

  • Hingga saat ini pun, kedudukan wanita karir di Barat belum terangkat dan masih saja mengenaskan, meskipun sudah mendapatkan sebagian hak mereka. Di antara indikasinya, mendapatkan upah lebih kecil daripada kaum laki-laki, keharusan membayar mahar kepada laki-laki bila ingin menikah, keharusan menanggung beban peng-hidupan keluarga bersama sang suami, dan lain sebagainya.

Beberapa Dampak Negatif dari Terjunnya Wanita untuk Berkarir

Di antara dampak-dampak negatif tersebut adalah:

  • Penelitian kedokteran di lapangan (dunia Barat) menunjukkan telah terjadi perubahan yang amat signifikan terhadap bentuk tubuh wanita karir secara biologis, sehingga menyebabkannya kehilangan naluri kewanitaan, tetapi tidak berubah jenis kelamin menjadi laki-laki. Jenis wanita sema-cam ini dijuluki sebagai jenis kelamin ke tiga. Menurut data statistik, kebanyakan penyebab kemandulan para istri yang bekerja sebagai wanita-wanita karir tersebut bukan karena penyakit yang biasa dialami oleh anggota badan, tetapi lebih diakibatkan oleh ulah wanita di masyarakat Eropa yang secara total, baik dari aspek materil, pemikiran maupun biologis lari dari fithrahnya (yakni sifat keibuan). Penyebab lainnya adalah upaya mereka untuk mendapatkan persamaan hak dengan kaum laki-laki dalam segala bidang. Hal inilah yang secara perlahan melenyapkan sifat keibuan mereka, banyaknya terjadi kemandulan serta mandegnya ASI sebagai akibat perbauran dengan kaum laki-laki.

  • Di Barat, muncul fenomena yang mengkhawatirkan sekali akibat terjunnya kaum wanita sebagai wanita karir, yaitu terjadinya tindak kekerasan terhadap anak-anak kecil berupa pukulan yang keras, sehingga dapat mengakibatkan mereka meninggal dunia, gila atau cacat fisik. Majalah-majalah yang beredar di sana menyebutkan nama penyakit baru ini dengan sebutan Battered Baby Syn (penyakit anak yang dipukul). Majalah Hexagon dalam volume No. 5 tahun 1978 menyebutkan bahwa banyak sekali rumah sakit-rumah sakit di Eropa dan Amerika yang menampung anak-anak kecil yang dipukul secara keras oleh ibu-ibu mereka atau terkadang oleh bapak-bapak mereka.

  • DR. Ahmad Al-Barr mengatakan, “Pada tahun 1967, lebih dari 6500 anak kecil yang dirawat di beberapa rumah sakit di Inggris yang berakhir dengan meninggal sekitar 20% dari mereka, sedangkan sisanya mengalami cacat fisik dan mental secara akut. Ada lagi, sekitar ratusan orang yang mengalami kebutaan dan lainnya ketulian…setiap tahunnya, ada yang mengalami cacat fisik, ediot dan lumpuh akibat pukulan keras”.

  • Para wanita karir yang menjadi ibu rumah tangga tidak dapat memberikan pelayanan secara kontinyu terhadap anak-anak mereka yang masih kecil, karena hampir seluruh waktunya dicurahkan untuk karir mereka.

  • Berkurangnya angka kelahiran, sehingga pemerintah negara tersebut saat ini menggalakkan kampanye memperbanyak anak dan memberikan penghargaan bagi keluarga yang memiliki banyak anak. Hal ini tentunya bertolak belakang dengan kondisi yang ada di dunia Islam.

Saksi Mereka Berbicara

  • Seorang Filosof bidang ekonomi, Joel Simon berkata, “Mereka (para wanita) telah direkrut oleh pemerintah untuk bekerja di pabrik-pabrik dan mendapatkan sejumlah uang sebagai imbalannya, akan tetapi hal itu harus mereka bayar mahal, yaitu dengan rontoknya sendi-sendi rumah tangga mereka”.

  • Sebuah lembaga pengkajian strategis di Amerika telah mengadakan ‘polling’ seputar pendapat para wanita karir tentang karir seorang wanita. Dari hasil ‘polling’ tersebut didapat kesimpulan: “Bahwa sesungguhnya wanita saat ini sangat keletihan dan 65% dari mereka lebih mengutamakan untuk kembali ke rumah mereka…”.

Karir Wanita dalam Perspektif Islam

Allah Ta’ala menciptakan laki-laki dan wanita dengan karakteristik yang berbeda. Secara alami (sunnatullah), laki-laki memiliki otot-otot yang kekar, kemampuan untuk melakukan pekerja-an yang berat, pantang menyerah, sabar dan lain-lain. Cocok dengan pekerjaan yang melelahkan dan sesuai dengan tugasnya yaitu menghidupi keluarga secara layak.

Sedangkan bentuk kesulitan yang dialami wanita yaitu: Mengandung, melahirkan, menyusui, mengasuh dan mendidik anak, serta menstruasi yang mengakibatkan kondisinya labil, selera makan berkurang, pusing-pusing, rasa sakit di perut serta melemahnya daya pikir, sebagaimana disitir di dalam Al-Qur’an , “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu bapanya; Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun.” (QS. Luqman: 14).
Ketika dia melahirkan bayinya, dia harus beristirahat, menunggu hingga 40 hari atau 60 hari dalam kondisi sakit dan merasakan keluhan yang demikian banyak, tetapi harus dia tanggung juga. Ditambah lagi masa menyusui dan mengasuh yang menghabiskan waktu selama dua tahun. Selama masa tersebut, si bayi menikmati makanan dan gizi yang dimakan oleh sang ibu, sehingga mengurangi staminanya.

Oleh karena itu, Dienul Islam menghendaki agar wanita melakukan pekerjaan/karir yang tidak bertentangan dengan kodrat kewanitaannya dan tidak mengungkung haknya di dalam bekerja, kecuali pada aspek-aspek yang dapat menjaga kehormatan dirinya, kemuliaannya dan ketenangannya serta menjaganya dari pelecehan dan pencampakan.
Dienul Islam telah menjamin kehidupan yang bahagia dan damai bagi wanita dan tidak membuatnya perlu untuk bekerja di luar rumah dalam kondisi normal. Islam membe-bankan ke atas pundak laki-laki untuk bekerja dengan giat dan bersusah payah demi menghidupi keluarganya.

Maka, selagi si wanita tidak atau belum bersuami dan tidak di dalam masa menunggu (‘iddah) karena diceraikan oleh suami atau ditinggal mati, maka nafkahnya dibebankan ke atas pundak orangtuanya atau anak-anaknya yang lain, berdasarkan perincian yang disebutkan oleh para ulama fiqih kita.

Bila si wanita ini menikah, maka sang suamilah yang mengambil alih beban dan tanggung jawab terhadap semua urusannya. Dan bila dia diceraikan, maka selama masa ‘iddah (menunggu) sang suami masih berkewajiban memberikan nafkah, membayar mahar yang tertunda, memberikan nafkah anak-anaknya serta membayar biaya pengasuhan dan penyusuan mereka, sedangkan si wanita tadi tidak sedikit pun dituntut dari hal tersebut.

Selain itu, bila si wanita tidak memiliki orang yang bertanggung jawab terhadap kebutuhannya, maka negara Islam yang berkewajiban atas nafkahnya dari Baitul Mal kaum Muslimin.

Solusi Islam Terhadap Diskursus Karir Wanita

Ada kondisi yang teramat mendesak yang menyebabkan seorang wanita terpaksa bekerja ke luar rumah dengan persyaratan sebagai berikut:

  • Disetujui oleh kedua orangtuanya atau wakilnya atau suaminya, sebab persetujuannya adalah wajib secara agama dan qadla’ (hukum).

  • Pekerjaan tersebut terhindar dari ikhtilath (berbaur dengan bukan mahram), khalwat (bersunyi-sunyi, menyendiri) dengan laki-laki asing; Sebab ada dampak negatif yang besar. Rasulullah saw bersabda, “Tidaklah seo-rang laki-laki berkhalwat (bersunyi-sunyi, menyendiri) dengan seorang wanita, kecuali bila bersama laki-laki (yang me-rupakan) mahramnya”. (HR. Bukhari).

  • Menutupi seluruh tubuhnya di hada-pan laki-laki asing dan menjauhi semua hal yang berindikasi fitnah, baik di da-lam berpakaian, berhias atau pun berwangi-wangian (menggunakan parfum)

  • Komitmen dengan akhlaq Islami dan hendaknya menampakkan keseriusan dan sungguh-sungguh di dalam berbicara, alias tidak dibuat-buat dan sengaja melunak-lunakkan suara. Firman Allah, “Maka janganlah sekali-kali kalian melunak-lunakan ucapan sehingga membuat condong orang yang di dalam hatinya terdapat penyakit dan berkata-katalah dengan perkataan yang ma’ruf/baik”.(Al-Ahzab: 32)

  • Hendaknya pekerjaan tersebut sesuai dengan tabi’at dan kodratnya seperti dalam bidang pengajaran, kebidanan, menjahit dan lain-lain.

Penutup

Sudah waktunya kita memahami betapa agungnya dien ini di dalam setiap produk hukumnya, berpegang teguh dengannya, menjadikannya sebagai hukum yang berlaku terhadap semua aturan di dalam kehidupan kita serta berkeyakinan secara penuh, bahwa ia akan selalu cocok dan sesuai di dalam setiap masa dan tempat.

Sumber : (Diambil dari majalah “Al-Hikmah” volume VIII, edisi Syawwal 1416 H, hal. 123-140 dengan judul “ ‘Amal al-Mar’ah Baina Al-Islam wa Al-Gharb” tulisan Ibrahim an-Ni’mah – Abu Hafshoh)


Langkah Jitu Mengembangkan Karir Anda


DALAM suatu konsultasi karir ada banyak pertanyaan terlontar seputar pengembangan karir, baik dari kalangan manajer maupun nonmanajer. Misalnya: “Saya sudah memegang jabatan ini selama 5 tahun, Kapan waktu tepat naik jabatan?”

Atau pertanyaan ini: “Tempat saya bekerja tidak memungkinkan saya naik pangkat. Apa yang harus saya lakukan untuk pengembangan karir saya?”

Pertanyaan tersebut sering terbersit di hati anda. Lalu bagaimana anda dapat menemukan solusinya? Solusi untuk memecahkan masalah tersebut tentunya berkaitan dengan pengembangan karir seseorang. Tanggung jawab pengembangan karir seseorang ada pada dirinya sendiri.



Dalam hal pekerjaan/ karir, sedikitnya ada dua paradigma yang berkembang, yaitu job security dan career security. Job security merujuk pada keamanan atas pekerjaan yang dimiliki atau diberikan oleh pihak perusahaan (eksternal). Sedangkan career security merujuk pada keamanan atas bidang karir atau pekerjaan yang dipilih oleh diri sendiri (internal).

Paradigma career security mengajarkan perubahan pola pikir dari bekerja dengan cemeti perintah menuju bekerja atas keinginan untuk memperbaiki diri atau dorongan berprestasi di tempat kerja. Jadi, seseorang harus mencari nilai tambah bagi dirinya sendiri sehingga lebih luwes dalam mencari pekerjaan, termasuk menciptakan pekerjaan bagi dirinya sendiri (entrepreneurship).

Agar memiliki career security, lebih aktiflah meningkatkan ketrampilan dan kompetensi sehingga anda memiliki keahlian yang bersifat multiskill. Adapun kiat-kiat memperoleh career security adalah sebagai berikut:

Berpartisipasi dalam pelatihan dan pengembangan di organisasi
Jika terpilih menjadi anggota suatu proyek kerja, hendaknya ikut berkontribusi dalam setiap kegiatan pelatihan dan pengembangan proyek tersebut. Dengan berpartisipasi hiharapkan akan memperluas kompetensi lintas fungsi dan meningkatkan kerja kelompok anda.

Berpegang teguh pada etika
Setiap perusahaan mempunyai pandangan etika bekerja yang berbeda. Seiring dengan sukses dalam berkarir, anda diharapkan dapat mengikuti norma dan etika yang berlaku dalam lingkungan kerja tersebut.

Jangan mudah berpuas diri
Selalu mencoba cara kerja yang lebih baik. Jangan merasa sudah menguasai bidang karena hanya tahu sedikit. Carilah mentor yang mengetahui kekuatan dan kelemahan anda.

Melanjutkan pendidikan lebih tinggi
Misalnya, melanjutkan pendidikan S-2 di bidang bisnis. Dengan demikian dapat memberikan anda lebih banyak pilihan dalam meningkatkan karir, termasuk pilihan menjadi entrepreneur.

Memperbaharui keterampilan teknis
Dengan memperbaharui keterampilan teknis, seperti pengetahuan di bidang IT, diharapkan dapat meningkatkan kinerja anda.

Tetapkan sasaran karir
Sebagai pekerja, anda harus menentukan sasaran dan prioritas karir dalam bekerja, baik dari segi teknis, manajerial, fungsional, atau menjadi wirausaha. Jangan membatasi karir dalam satu bidang, karena akan mengurangi fleksibilitas ruang gerak anda.

Tingkatkan keterampilan hubungan antarmanusia
Keterampilan yang dimaksud adalah komunikasi, kepemimpinan, motivasi, dan negosiasi baik di dalam maupun luar lingkup kerja.


(Sumber: Majalah Sinergi 46, Edisi III, 2007)

agar karir anda cepat melesat


KARYAWAN yang menyukai tantangan tentu selalu ingin mengembangkan kariernya ke tingkat yang lebih tinggi. Banyak cara yang bisa dilakukan agar hal tersebut bisa terwujud.

Konsultan karier Liz Ryan, seperti dikutip businessweek.com, menerangkan bahwa mengembangkan karier bisa diartikan sebagai kemampuan untuk mengambil kesempatan dan berani menampilkan keahlian yang dimiliki. Tentu saja karena dunia kerja mengalami perubahan besar seiring juga dengan dunia yang terus berubah, maka dibutuhkan cara-cara baru yang inovatif agar seseorang bisa mengembangkan kariernya ke tingkat yang diidam-idamkan.

Apa saja cara tersebut, Liz Ryan menyimpulkannya dalam sepuluh langkah, dan berikut masing-masing langkah tersebut.

Buatlah resume yang menarik

Jika mengembangkan karier diartikan sebagai mencari pekerjaan baru, maka buatlah surat lamaran atau portofolio yang menarik. Jangan membuat surat lamaran dengan kata-kata klise yang biasa dijumpai di buku petunjuk membuat surat lamaran yang baik. Cobalah menulis dengan sentuhan personal.

Berhati-hati dengan iklan lowongan kerja

Jika ingin mengembangkan karier dan membuat lompatan besar, jangan lekas terbuai dengan berbagai iklan pekerjaan. Carilah yang sudah pasti menawarkan prospek kerja dan peningkatan karier yang jelas.

Membangun jaringan online

Saat situs Facebook dimanfaatkan Barack Obama untuk memuluskan jalannya menjadi Presiden Amerika Serikat, semua orang pun makin yakin bahwa situs jejaring sosial semacam ini sangat efektif dijadikan ajang mencari kesempatan-kesempatan baru. Karena itu, buatlah akun di situs-situs tersebut, buatlah blog, dan katakan pada dunia siapa Anda, apa yang Anda ketahui, juga hal-hal yang menjadi obsesi Anda.

Cari networking

Jika belum memiliki networking dari bidang pekerjaan yang diinginkan, mulailah dari sekarang. Dengan bantuan jaringan kerja yang luas, seseorang bisa mendapatkan banyak kesempatan tak terduga yang menggembirakan.

Jaga jalinan kerja yang sudah dibangun

Jika jalinan kerja sudah terbangun, tetaplah menjaga kedekatan dengan sering berkomunikasi dan memberikan apa yang terbaik yang Anda punya untuk mereka. Dengan memberikan yang terbaik, Anda akan mendapatkan yang terbaik.

Jangan pelit untuk melakukan riset

Jika tertarik pada satu bidang tertentu, coba cari tahu hingga sedetail mungkin tentang bidang itu. Riset bisa dilakukan dengan cara apa pun, mulai bertanya pada teman, browsing di internet, berkonsultasi pada ahlinya, sampai menghadiri pertemuan-pertemuan yang berhubungan dengan bidang tersebut.

Selalu “menjual diri”.

Bagaimanapun, dalam dunia kerja, Anda harus “menjual diri” Anda. Anda harus bisa memikat bos dengan ide-ide yang cemerlang, Anda yang harus meyakinkan banyak orang bahwa Anda layak dan bisa melakukan pekerjaan dengan baik dan benar.

Katakan apa yang perlu dikatakan.

Saat wawancara kerja atau bertemu dengan calon rekan bisnis, ceritakan sejauh yang mereka ingin tahu. Jangan terlalu mengumbar cerita atau malah menceritakan kehidupan pribadi.

Cari role model

Carilah seseorang yang Anda kagumi dan tiru langkahnya yang membuat Anda kagum padanya. Memiliki penutan dalam berkarier membantu seseorang untuk meningkatkan motivasi diri.

Terbukalah

Terbukalah pada kesempatan dan peluang baru yang tidak terduga. Siapa tahu Anda tertarik untuk melakukan tantangan baru tersebut. Ini bukan berarti membuat Anda tidak fokus pada satu hal, tapi terbuka pada banyak hal berarti menciptakan banyak kesempatan baik. (sitidjenar.wordpress.com)


Kematangan Emosi dan Pengembangan Karir

Perusahaan yang menerapkan manajemen sumberdaya manusia strategik (MSDM) dicirikan oleh adanya rencana dan pengembangan karir bagi para karyawannya (manajemen dan non-manajemen). Dengan kata lain tiap individu karyawan berhak memiliki peluang untuk mengembangan karirnya. Namun dalam prakteknya mengapa ada saja karyawan yang karirnya terlambat, dan bahkan mandeg atau mentok. Biang keladinya bisa jadi karena ada yang salah dalam sistem penilaian kinerja karyawan dan bisa juga adanya perlakuan diskriminasi. Di sisi lain dengan asumsi sistem karir di perusahaan dinilai andal maka berarti yang menjadi faktor penyebab keterlambatan karir datangnya dari individu bersangkutan.

Beberapa kasus tentang karir karyawan yang sering ditemukan adalah (1) karyawan dengan cukup cerdas dan ketrampilannya yang hanya sebatas standar tetapi karirnya melaju cukup cepat sesuai dengan tahapannya; (2) karyawan yang cerdas dan trampil namun karirnya relatif lambat; dan (3) karyawan yang kurang cerdas dan kinerjanya pun pas-pasan dan karirnya pun sangat terlambat. Kasus (1) dan (2) menimbulkan pertanyaan mengapa hal itu sampai terjadi? Lalu kalau begitu faktor-faktor apa saja yang dipertimbangkan perusahaan dalam menentukan karir seseorang.

Selain faktor kecerdasan intelektual dan ketrampilan kerja, salah satu faktor yang dipertimbangkan dalam menentukan karir seseorang adalah unsur kematangan emosi sang karyawan. Mengapa demikian? Kematangan emosi adalah kemampuan mengendalikan emosi tertentu secara stabil sesuai dengan perkembangan usianya. Semacam ada kemampuan seseorang yang mumpuni dalam merespon atau bereaksi terhadap fenomena tertentu. Misalnya ketika menghadapi konflik internal dalam tim kerja. Disitu setiap individu karyawan bekerja dalam suatu sistem yang memiliki ciri-ciri interaksi sosial. Idealnya proses umpan balik pun terjadi. Kemungkinan yang bakal terjadi adalah suasana kerja padat konflik dan bisa juga suasananya nyaman. Karena itu setiap karyawan harus mampu mengendalikan emosinya untuk menciptakan, mengembangkan dan memelihara tim kerja yang kompak.

Pada dasarnya kematangan emosi dan kecerdasan emosi seorang karyawan mengandung motif yang sama. Di dalamnya ada kemampuan mengelola diri yang intinya berangkat dari kemampuan mengenali diri sendiri. Setelah mampu mengenali diri sendiri maka ia seharusnya mampu memotivasi dirinya dan mengelola emosinya dalam berhubungan dengan orang lain dengan baik. Sebaliknya kalau seseorang tidak mampu mengendalikan emosinya terjadilah penyimpangan atau kekacauan emosional; misalnya perilaku egoistis, egosentris, apriori, prasangka buruk, dan asosial. Dalam situasi seperti itu maka yang terjadi adalah timbulnya reaksi berlebihan dan negatif dari sang karyawan. Ia merasa setiap fenomena lingkungan kerjanya selalu dipandang bakal mengancam dirinya. Esktremnya harus dilawan. Yang paling bahaya adalah timbulnya unsur destruktif, jauh dari perilaku konstruktif. Bisa juga ada yang bersifat pesimis atau merasa kurang percaya diri kalau akan mengusulkan kenaikan karir. Padahal sifat seperti itu akan merugikan dirinya sendiri. Lambat laun kalau karyawan berpikiran negatif tidak mampu mengendalikan dirinya maka karirnya akan terhambat. Lantas bagaimana sebaiknya?

Proposisi tentang hubungan antara dimensi emosi dan karir adalah semakin baik kematangan emosi seseorang berhubungan dengan semakin besar peluang karirnya meningkat. Manajemen puncak akan memberi persetujuan kenaikan karir kepada karyawannya dengan pertimbangan yang bersangkutan dinilai bakal mampu menangani pekerjaan yang lebih berat. Disamping itu mereka harus mampu bekerjasama dan bahkan memiliki jiwa kepemimpinan dalam satu tim kerja. Untuk itu unsur kematangan emosi karyawan menjadi pertimbangan yang sangat penting. Dengan demikian disamping perusahaan harus memiliki perencanaan dan pengembangan karir yang efektif maka ada beberapa hal yang yang harus dilakukan karyawan yakni:

  1. Selalu melakukan evaluasi diri khususnya yang menyangkut faktor-faktor intrinsik personal yang memengaruhi kinerja. Dengan evaluasi, karyawan akan mampu mengetahui kekuatan dan kelemahan dirinya khususnya tentang kematangan emosinya.
  2. Kalau sudah diketahui bahwa kematangan emosi masih rendah maka yang dapat dilakukan adalah memahami sisi kelemahan ketidakmatangan emosi, memahami faktor-faktor penyebab timbulnya emosi berlebihan, dan mencari upaya untuk memerkuat kematangan emosi. Kalau perlu konsultasi kepada konselor atau psikolog.
  3. Melakukan hubungan sosial secara bersahabat dan intensif baik pada jalur horizontal maupun vertikal. Semakin tinggi intensitas hubungan semakin banyak unsur kehidupan sosial yang bisa dipelajari. Intinya ada pembelajaran sosial khususnya dalam mengendalikan emosi yang berguna untuk membangun simpati dan empati serta memerkecil konflik.
  4. Mengikuti pelatihan dan banyak membaca buku-buku praktis tentang kepribadian, pengelolaan diri, dan pengembangan kematangan emosi. Tujuannya adalah disamping meningkatnya kadar kognitif dan kecerdasan sosial juga semakin matangnya emosi/kepribadian karyawan.
  5. Membuat rencana umum pengembangan karir individu untuk selama siklus kehidupan sebagai pekerja. Semacam road map pengembangan karir. Isi rencana spesifik paling tidak meliputi apa saja output karir yang diharapkan dalam kurun waktu tertentu serta apa saja langkah-langkahnya. Dengan demikian rencana tersebut sekaligus dapat dijadikan sebagai rujukan dan pedoman dalam merumuskan langkah-langkah operasional.
Karir tidak semata-mata diposisikan sebagai hak individu karyawan. Tetapi juga sebagai “kewajiban” diri sendiri dalam membangun kepercayaan dari pihak manajemen. Karena itu setiap karyawan seharusnya menyiapkan potensi dirinya antara lain dalam hal kematangan emosi. Kematangan atau kedewasaan yang dicerminkan oleh percaya diri, sabar, tanggung jawab, menerima dirinya, mau memahami orang lain (tidak egoistis/sentris), dan bahkan punya rasa humor. Tentunya berikut langkah-langkah operasional pencapaian cita-citanya. Semua itu disusun dalam suatu rencana sistematis sebagai unsur motivasi untuk meraih karir tertentu. Dengan kata lain tiap individu tidak statis dalam mengembangkan karirnya. Plus tidak mudah patah arang ketika sempat mengalami kegagalan pencapaian karir tertentu. (ronawajah.wordpress.com)


Pilih Kerja Sesuai Minat dan Keahlian

Mencari pekerjaan di era global ini, memang bukan perkara mudah. Namun, bukan berarti masalah akan selesai, bila Anda telah mendapatkan pekerjaan. Bisa jadi pekerjaan itu tidak cocok, sehingga justru membuat Anda malah stress berkepanjangan. Demi mendapatkan pekerjaan yang diidamkan, alangkah baiknya jika merencanakan pekerjaan, karir atau bahkan cita-cita impian itu sejak awal.

Langkah pertama yakinkan pada diri sendiri, karir apa yang Anda inginkan. Setelah anda yakin, rencanakan apa saja yang perlu dilakukan lakukan untuk meraih karir itu.

Berikut langkah-langkah sederhana untuk mengembangkan rencana karir:

1. Rencanakan karir berdasarkan keinginan dan keahlian. Yakinkan bahwa minat dan keahlian yang Anda miliki akan membantu menemukan karir yang memuaskan. Dalam menentukan karir itu, pikirkan bahwa Anda benar-benar menyukainya. Bayangkan juga Anda akan menikmati pekerjaan itu. Untuk itu, lakukan evaluasi terhadap jenis-jenis karir yang membuat Anda tertantang, lali pilah juga karir tidak diminati.
Mungkin anda juga bisa belajar dari beberapa pengalaman terdahulu. Misalnya, sebelumnya Anda bekerja pada bagian administrasi, tetapi merasa sama sekali tidak cocok, maka kali ini jangan mencoba pekerjaan itu lagi.

2. Buatlah daftar keahlian. Misalnya Anda memiliki keahlian dalam beberapa bahasa, komputer, internet, dan lain-lain. Keahlian ini akan membantu dalam menjalankan pekerjaan. Jika ternyata salah satu karir pilihan itu tidak bisa memungkinkan untuk membuat Andabergabung, memanfaatkanlah keahlian lain untuk menemukan pekerjaan lainnya, tentu yang masih sesuai dengan minat Anda. Untuk itu membuat daftar bidang pekerjaan memang sangat penting, sebelum Anda memutuskan mengambil pekerjaan itu.

3. Temukan beberapa pilihan karir yang tersedia. Ini bisa diperoleh lewat berbagai media. Saat ini Anda bisa dengan mudah menemukan pilihan karir lewat jaringan internet dimana banyak terdapat situs-situs karir yang dapat membantu memberikan infromasi kerja. Yang paling baik terus mencari kesempatan karir yang benar-benar sesuai dengan keahlian, minat dan mungkin pengalaman yang Anda sukai. Jika perlu, konsultasikan dengan ahli karir yang berpengalaman. Hal ini penting. mengingat karir yang akan Anda jalani menyangkut perwujudan harapan selama ini. Menjalani karir yang tidak diinginkan, hanya akan merasa tertekan dan jemu. Sebaliknya jika anda menjalani karir yang benar-benar sesuai, Anda dapat menikmatinya dengan baik.

4. Setelah menemukan dan memilih karir yang sesuai dengan anda, lakukan persiapan untuk menghadapi karir tersebut. Jika memerlukan pelatihan khusus, carilah lembaga pelatihan yang paling penting. Misalnya jika Anda ingin meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris, carilah lembaga kursus Bahasa Inggris terbaik.

Setelah anda selesai merencanakan karir, Anda dapat lebih memusatkan perhatian untuk meraih karir tersebut. Dan jika anda telah siap, tulislah surat lamaran untuk perusahaan dan pekerjaan yang anda pilih. Tetapi sebelumnya, tidak ada salahnya jika anda mendiskusikannya dengan orang yang potensial di bidangnya. Oke, selamat merencanakan karir Anda!

astaga.com